Kupang: Keluarga korban helikopter MI-17 yang hilang kontak di Oksibil, Pegunungan Bintang, Papua, berharap semua penumpang segera ditemukan. Keluarga korban menginginkan, pencarian terus dilakukan hingga semua penumpang ditemukan.
"Kami berharap operasi pencarian terhadap penumpang helikopter MI-17 terus dilakukan hingga para penumpang bisa ditemukan baik dalam kondisi selamat maupun meninggal," kata salah satu orang tua korban, Fransiskus Loe, 55, ayah dari Pratu Yanuarius Loe, 26, melansir Antara, Rabu, 3 Juli 2019.
Pratu Yanuarius Loe asal Seo, Kecamatan Tasi Feto Barat, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Pratu Yanuarius Loe merupakan anak kedua dari 10 bersaudara masuk menjadi anggota TNI AD dan bergabung dalam Satgas 745/WRG. Pratu Yanuarius Loe bertugas di kawasan perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini pada Oktober 2018.
Baca: Helikopter MI-17 Diprediksi Tidak Menabrak Gunung
"Kami minta berbagai upaya terus dilakukan pemerintah untuk mencari para penumpang hingga mereka ditemukan dalam kondisi apapun," tegas Fransiskus.
Dia mengaku siap menerima apapun kondisi Yanuarius Loe apabila ditemukan dalam musibah hilangnya helikopter MI-17. Dia berharap, operasi pencarian para penumpang yang masih hilang juga ritual adat yang dilakukan Raja Oksimin di Papua.
"Karena kawasan hutan di sana sangat lebat dan medan berat. Kami yakin apabila sudah ada ritual adat para korban bisa ditemukan," jelasnya.
Fransiskus juga berharap, agar Pemprov Nusa Tenggara Timur membantu memfasilitasi keluarganya ke Papua. Lantara sebagian anggota keluarga para penumpang helikopter MI-17 sudah berada di Papua.
Kupang: Keluarga korban helikopter MI-17 yang hilang kontak di Oksibil, Pegunungan Bintang, Papua, berharap semua penumpang segera ditemukan. Keluarga korban menginginkan, pencarian terus dilakukan hingga semua penumpang ditemukan.
"Kami berharap operasi pencarian terhadap penumpang helikopter MI-17 terus dilakukan hingga para penumpang bisa ditemukan baik dalam kondisi selamat maupun meninggal," kata salah satu orang tua korban, Fransiskus Loe, 55, ayah dari Pratu Yanuarius Loe, 26, melansir Antara, Rabu, 3 Juli 2019.
Pratu Yanuarius Loe asal Seo, Kecamatan Tasi Feto Barat, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Pratu Yanuarius Loe merupakan anak kedua dari 10 bersaudara masuk menjadi anggota TNI AD dan bergabung dalam Satgas 745/WRG. Pratu Yanuarius Loe bertugas di kawasan perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini pada Oktober 2018.
Baca: Helikopter MI-17 Diprediksi Tidak Menabrak Gunung
"Kami minta berbagai upaya terus dilakukan pemerintah untuk mencari para penumpang hingga mereka ditemukan dalam kondisi apapun," tegas Fransiskus.
Dia mengaku siap menerima apapun kondisi Yanuarius Loe apabila ditemukan dalam musibah hilangnya helikopter MI-17. Dia berharap, operasi pencarian para penumpang yang masih hilang juga ritual adat yang dilakukan Raja Oksimin di Papua.
"Karena kawasan hutan di sana sangat lebat dan medan berat. Kami yakin apabila sudah ada ritual adat para korban bisa ditemukan," jelasnya.
Fransiskus juga berharap, agar Pemprov Nusa Tenggara Timur membantu memfasilitasi keluarganya ke Papua. Lantara sebagian anggota keluarga para penumpang helikopter MI-17 sudah berada di Papua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)