Bandung: Kota Bandung mengalami dampak langsung atas pemindahan belasan rute penerbangan dari Bandara Internasional Husein Sastranegara ke Bandara Internasional Jawa Barat (IJB) di Kertajati, Kabupaten Majalengka. Akibatnya, Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung menurun.
Sekertaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna, mengatakan data Angkasa Pura II, penurunan jumlah wisatawan domestik yang tiba di Bandara Husein hingga kini mencapai 40 persen sejak beralihnya 13 rute penerbangan ke Kertajati sejak Juli 2019 lalu.
"Memang berdasarkan data dari Angkasa Pura, kalau untuk kunjungan wisatawan domestik itu sudah muncul angka disekitaran 40 persen," kata Ema di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Jumat, 13 Desember 2019.
Hal itu diakui Ema sangat berdampak pada pendapatan Kota Bandung yang terbesar dari sektor pariwisata. Pasalnya Bandung kini bukan lagi kota tujuan bagi wisatawan domestik karena harus berputar dulu ke Kertajati jika menggunakan transportasi udara.
"Dan ada kecenderungan sekarang Bandung itu tidak lagi jadi sasaran wisata, itu yang bahaya. Karena apa? mungkin bagi orang yang menggunakan jasa transportasi udara ke Bandung sekarang jadi mahal, muter-muter dulu, orang kan pasti nyari yang lebih efisien," beber Ema.
Hal itu pun, lanjut Ema, akan berdampak pada penginapan, kuliner, hiburan serta sarana lainnya yang berkontribusi besar bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung. Terlebih Pemkot Bandung menargetkan PAD sebesar Rp2,2 triliun dan sekitar Rp760 miliar merupakan hasil pajak dari tempat-tempat yang kerap disinggahi wisatawan.
"Kalau itu terjadi itu sudah bisa secara kasat mata akan memberikan pengaruh kepada perekonomian Kota Bandung. Kemudian sekarang juga ada informasi kargo pun turun, ini kan akan memberikan pengaruh dan dampak ekonomi yang signifikan bari ekonomi di Kota Bandung, tentunya ini tidak kita harapkan," ungkap Ema.
Bandung: Kota Bandung mengalami dampak langsung atas
pemindahan belasan rute penerbangan dari Bandara Internasional Husein Sastranegara ke Bandara Internasional Jawa Barat (IJB) di Kertajati, Kabupaten Majalengka. Akibatnya, Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung menurun.
Sekertaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna, mengatakan data Angkasa Pura II, penurunan jumlah wisatawan domestik yang tiba di Bandara Husein hingga kini mencapai 40 persen sejak beralihnya 13 rute penerbangan ke Kertajati sejak Juli 2019 lalu.
"Memang berdasarkan data dari Angkasa Pura, kalau untuk kunjungan wisatawan domestik itu sudah muncul angka disekitaran 40 persen," kata Ema di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Jumat, 13 Desember 2019.
Hal itu diakui Ema sangat berdampak pada pendapatan Kota Bandung yang terbesar dari sektor pariwisata. Pasalnya Bandung kini bukan lagi kota tujuan bagi wisatawan domestik karena harus berputar dulu ke Kertajati jika menggunakan transportasi udara.
"Dan ada kecenderungan sekarang Bandung itu tidak lagi jadi sasaran wisata, itu yang bahaya. Karena apa? mungkin bagi orang yang menggunakan jasa transportasi udara ke Bandung sekarang jadi mahal, muter-muter dulu, orang kan pasti nyari yang lebih efisien," beber Ema.
Hal itu pun, lanjut Ema, akan berdampak pada penginapan, kuliner, hiburan serta sarana lainnya yang berkontribusi besar bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung. Terlebih Pemkot Bandung menargetkan PAD sebesar Rp2,2 triliun dan sekitar Rp760 miliar merupakan hasil pajak dari tempat-tempat yang kerap disinggahi wisatawan.
"Kalau itu terjadi itu sudah bisa secara kasat mata akan memberikan pengaruh kepada perekonomian Kota Bandung. Kemudian sekarang juga ada informasi kargo pun turun, ini kan akan memberikan pengaruh dan dampak ekonomi yang signifikan bari ekonomi di Kota Bandung, tentunya ini tidak kita harapkan," ungkap Ema.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)