Banda Aceh: Rencana pemindahan 137 pengungsi Rohingya dari basement Gedung Balai Meuseuraya Aceh (BMA) ke Gedung Palang Merah Indonesia (PMI) di Gampong Ajun Jeumpet, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar, ditolak oleh masyarakat setempat.
Hal tersebut terlihat dari pantauan bahwa ada spanduk penolakan yang dipasang di depan gedung PMI. Spanduk tersebut bertuliskan "Warga Jeumpet Ajun Menolak Keras Kedatangan Pengungsi Rohingya".
Ketua Pemuda Gampong Ajun, Reza Aulia, mengatakan penolakan tersebut dilakukan karena keberadaan gedung PMI bersinggungan langsung dengan permukiman masyarakat. Ia khawatir akan terjadi konflik antara masyarakat dengan pengungsi.
"Jadi akan sangat kewalahan dari masyarakat dan juga pihak keamanan untuk mengamankan mereka, sebab yang kita jaga adalah manusia bukan kendaraan yang kita matikan tidak bergerak," kata Reza, Kamis, 4 Januari 2024.
Ia juga menjelaskan para pengungsi Rohingya adalah manusia yang punya akal. Jika dilakukan penjagaan di pintu A, mereka akan mencari kesempatan keluar dari pintu B. Hal ini dapat menimbulkan gejolak dengan masyarakat.
"Kami dengan tegas menolak kedatangan pengungsi Rohingya dan kami mengusulkan kepada UNHCR untuk mencari solusi yang lebih solutif seperti mencari tempat yang tidak bersinggungan dengan masyarakat," ujarnya.
Sementara itu, Geuchik Gampong Ajun, Ferdiansyah, juga menyatakan sikap penolakan yang sama. Ia khawatir penolakan secara masif akan dilakukan oleh masyarakat jika pemindahan dilakukan secara paksa.
"Mayoritas masyarakat kami keberatan, dan banyak alasan yang harus dipertimbangkan," tutupnya.
Banda Aceh: Rencana pemindahan 137
pengungsi Rohingya dari
basement Gedung Balai Meuseuraya Aceh (BMA) ke Gedung Palang Merah Indonesia (PMI) di Gampong Ajun Jeumpet, Kecamatan Darul Imarah,
Kabupaten Aceh Besar, ditolak oleh masyarakat setempat.
Hal tersebut terlihat dari pantauan bahwa ada spanduk penolakan yang dipasang di depan gedung PMI. Spanduk tersebut bertuliskan "Warga Jeumpet Ajun Menolak Keras Kedatangan Pengungsi Rohingya".
Ketua Pemuda Gampong Ajun, Reza Aulia, mengatakan penolakan tersebut dilakukan karena keberadaan gedung PMI bersinggungan langsung dengan
permukiman masyarakat. Ia khawatir akan terjadi konflik antara masyarakat dengan pengungsi.
"Jadi akan sangat kewalahan dari masyarakat dan juga pihak keamanan untuk mengamankan mereka, sebab yang kita jaga adalah manusia bukan kendaraan yang kita matikan tidak bergerak," kata Reza, Kamis, 4 Januari 2024.
Ia juga menjelaskan para pengungsi Rohingya adalah manusia yang punya akal. Jika dilakukan penjagaan di pintu A, mereka akan mencari kesempatan keluar dari pintu B. Hal ini dapat menimbulkan gejolak dengan masyarakat.
"Kami dengan tegas menolak kedatangan pengungsi Rohingya dan kami mengusulkan kepada UNHCR untuk mencari solusi yang lebih solutif seperti mencari tempat yang tidak bersinggungan dengan masyarakat," ujarnya.
Sementara itu, Geuchik Gampong Ajun, Ferdiansyah, juga menyatakan sikap penolakan yang sama. Ia khawatir penolakan secara masif akan dilakukan oleh masyarakat jika pemindahan dilakukan secara paksa.
"Mayoritas masyarakat kami keberatan, dan banyak alasan yang harus dipertimbangkan," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)