ilustrasi Medcom.id
ilustrasi Medcom.id

Penularan Covid-19 Klaster Takziyah Menyeruak di Sleman

Ahmad Mustaqim • 29 Maret 2021 22:00
Sleman: Klaster penyebaran covid-19 di Sleman ditemukan dari kegiatan takziyah. Klaster takziyah disebut muncul di dua lokasi berbeda.
 
Kepala Puskesmas Ngaglik I Khamidah Yuliati, mengatakan klaster takziyah pertama ada di Dusun Blekik, Desa Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik. Sebanyak 45 orang di dusun tersebut terkonfirmasi positif covid-19 usai mengikut takziyah pada 15 Maret 2021.
 
"Satu orang yang meninggal terus dimakamkan, malamnya itu (setelah pemakaman) ada tahlilan," kata Yuliyati saat dihubungi, Senin, 29 Maret 2021.

Baca: Warga Tangerang Bisa Buat Laporan Melalui Aplikasi
 
Kasus penularan covid-19 diduga dimulai dari kegiatan itu. Ia mengatakan seorang anak almarhum diketahui positif covid-19 dari tes usap antigen pada 18 Maret. Hasil tes polymerase chain reaction (PCR) di Puskesmas Ngaglik I menunjukkan AB positif covid-19 pada 23 Maret.
 
Menurut Yuliyati, kemudian dilakukan tes usap antigen secara massal di dusun tersebut pada 25 dan 26 Maret. Tes itu menyasar warga yang sempat kontak erat dengan AB. Ia memperkirakan sebanyak 300 orang menjadi sasaran tracing dengan hasil 45 orang positif covid-19.
 
"Yang positif sudah diisolasi ke Rusunawa Gemawang," jelasnya.
 
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinas Kesehetaan Sleman, Novi Krisnaeni, menambahkan proses tracing klaster di Dusun Blekik itu masih berlangsung. Sementara satu lokasi terdapat penyebaran covid-19 juga klaster takziyah ada di Desa Pandowoharjo, Kecamatan Sleman.
 
"Yang (Pandowoharjo) ini belum selesai laporannya. Berbeda tempat layatan (takziyah)," ungkapnya.
 
Ia mengingatkan masyarakat tak lengah dalam antisipasi penularan covid-19. Ia mengatakan meski masih dalam situasi pembatasan hingga vaksinasi, harus disertai dengan kepatuhan menjalankan protokol kesehatan.
 
"Kegiatan yang sebabkan kerumunan, meskipun yang dilayat (meninggal) bukan sebab covid-19, tidak diketahui (kondisi) tamu dan keluarganya. Kegiatan setelah melayat, seperti tahlilan harus lebih hati-hati," ujarnya.
 
Pemerintah setempat tak melarang kegiatan seperti tahlilan itu. Menurut dia, kegiatan demikian bisa disederhanakan tanpa melibatkan banyak orang.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan