Batang: Tersangka kasus pencabulan puluhan siswi SMP Negeri Gringsing, Kabupaten Batang, Agus Mulyadi, bermodus pura-pura melakukan tes kejujuran dalam kegiatan rekrutmen pengurus OSIS sebelum melancarkan aksi bejatnya.
Aksi bejat Agus sudah dilakukan sejak Juni-Agustus 2022. Para orang tua korban merasa terperdaya karena selama ini pelaku selalu memberi laporan hasil kegiatan intra-sekolah dan tidak terlihat ada kejanggalan.
"Pengurus OSIS itu orang tuanya punya grup komunikasi. Jadi menurut anak-anak, pak Agus itu selalu meminta izin di grup ke orang tua. Orang tua yakin sekali dan tidak ada yang mengira ada kasus ini," ungkap Kepala Sekolah SMPN 1 Gringsing, Trisari Ida Yulisanti, Jumat, 2 September 2022.
Kepala sekolah dan guru lainnya tidak menaruh curiga karena semua kegiatan terlihat berjalan normal. Kasus asusila itu terbongkar setelah salah satu orang tua murid melapor anaknya menjadi korban pencabulan.
Ida bercerita dirinya belum terlalu mengenal tersangka karena baru bertemu awal ajaran baru. Agus sempat berpamitan untuk menggelar seleksi pemilihan pengurus OSIS.
"Kami baru bertemu waktu mau perekrutan OSIS. Saya kan baru menjabat di sini," kilah Ida.
Dilain pihak, Kapolda Jawa Tengah meminta proses pembuktian kasus pencabulan ini tidak dilakukan teburu-buru. Pembuktian kejahatan pelaku harus dilakukan satu-persatu dan mengutamakan langkah preventif bagi keluarga korban maupun korban.
"Korban itu anak-anak kita semua, agar tidak terjadi kebingungan harus dilakukan pelan-pelan, tidak boleh grusa grusu terkait dengan pembuktian. Upaya preventif kepada korban maupun keluarga korban itu yang paling utama," pinta Kapolda Jawa Tengah, Irjen Ahmad Lutfi.
Polda Jateng akan menggandeng pihak lain seperti MUI, Diknas, KPAI dan PPA Polda untuk bersama-sama mendampingi korban dan keluarganya. Mulai Sabtu besok, tim yang sudah terbentuk akan melakukan trauma healing bagi siswi yang menjadi korban. (Rizqi Kurniawan/Narendra Wisnu)
Batang: Tersangka kasus pencabulan puluhan siswi SMP Negeri Gringsing, Kabupaten Batang, Agus Mulyadi, bermodus
pura-pura melakukan tes kejujuran dalam kegiatan rekrutmen pengurus OSIS sebelum melancarkan aksi bejatnya.
Aksi bejat Agus sudah dilakukan sejak Juni-Agustus 2022. Para orang tua korban merasa terperdaya karena selama ini pelaku selalu memberi laporan hasil kegiatan intra-sekolah dan tidak terlihat ada kejanggalan.
"Pengurus OSIS itu orang tuanya punya grup komunikasi. Jadi menurut anak-anak, pak Agus itu selalu meminta izin di
grup ke orang tua. Orang tua yakin sekali dan tidak ada yang mengira ada kasus ini," ungkap Kepala Sekolah SMPN 1 Gringsing, Trisari Ida Yulisanti, Jumat, 2 September 2022.
Kepala sekolah dan guru lainnya tidak menaruh curiga karena semua kegiatan terlihat berjalan normal. Kasus asusila itu terbongkar setelah salah satu orang tua murid melapor anaknya menjadi korban pencabulan.
Ida bercerita dirinya belum terlalu mengenal tersangka karena baru bertemu awal ajaran baru. Agus sempat berpamitan untuk menggelar seleksi pemilihan pengurus OSIS.
"Kami baru bertemu waktu mau
perekrutan OSIS. Saya kan baru menjabat di sini," kilah Ida.
Dilain pihak, Kapolda Jawa Tengah meminta proses pembuktian kasus pencabulan ini tidak dilakukan teburu-buru. Pembuktian kejahatan pelaku harus dilakukan satu-persatu dan mengutamakan langkah preventif bagi keluarga korban maupun korban.
"Korban itu anak-anak kita semua, agar tidak terjadi kebingungan harus dilakukan pelan-pelan, tidak boleh grusa grusu terkait dengan pembuktian. Upaya preventif kepada korban maupun keluarga korban itu yang paling utama," pinta Kapolda Jawa Tengah, Irjen Ahmad Lutfi.
Polda Jateng akan menggandeng pihak lain seperti MUI, Diknas, KPAI dan PPA Polda untuk bersama-sama mendampingi korban dan keluarganya. Mulai Sabtu besok, tim yang sudah terbentuk akan melakukan trauma healing bagi siswi yang menjadi korban. (Rizqi Kurniawan/Narendra Wisnu)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)