Surabaya: Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengajak seluruh elemen masyarakat memaknai Hari Pahlawan dengan meneladani keberanian para syuhada Arek-arek Suroboyo dan Jawa Timur. Pemaknaan tersebut bisa digali dalam epos besar Pertempuran 10 November 1945.
"Karena meskipun manusia memiliki kecenderungan pada kebaikan, cenderung pada tindak kepahlawanan, dan mengutamakan kebaikan bersama sebagai fitrah manusia, namun kesemua itu tidak bersifat taken for granted," kata Khofifah usai menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Pahlawan di Tugu Pahlawan Surabaya, Kamis, 10 November 2022.
Khofifah juga mengajak seluruh elemen masyarakat Jatim untuk memiliki mental memberi yang terbaik bagi bangsa dan negara. Dimana mental itu dibentuk melalui edukasi spiritual, edukasi sosial, politik dan juga kebudayaan.
"Inilah mental kepahlawanan. Ketika kita bekerja lebih dari pada seharusnya, berusaha memimpin perubahan, dan mengatasi kesulitan yang menjadi problem bersama. Nilai- nilai dan karakter kepahlawanan dan kebaikan harus dirawat, dipupuk dan dijaga oleh pendidikan yang berorientasi memajukan karakter bangsa, seperti pemulihan budi pekerti dan akhlakul karimah," jelasnya.
Menurut Khofifah setiap orang memiliki tugas untuk mengedukasi. Termasuk mengedukasi diri sendiri, keluarga, dan lingkungan.
"Bagaimana kita mengedukasi untuk bisa memberikan keteladanan, kemudian karakter kepahlawanan dan semangat yang bisa memberikan penguatan bagaimana Jatim gagah dan perkasa," jelasnya.
Menurut Khofifah memperingati Hari Pahlawan adalah momentum untuk bangkit dan bersatu menghadapi ancaman dan tantangan global. Hal ini selaras dengn tema Peringatan Hari Pahlawan tahun ini yakni ‘Pahlawanku Teladanku’.
"Kalau dulu pahlawan menghadapi tantangan besar yakni berjuang melawan penjajah. Kini nilai perjuangan dan ketangguhan mereka bisa kita teladani untuk bangkit dan berjuang menghadapi tantangan global," ujarnya.
Surabaya: Gubernur Jawa Timur,
Khofifah Indar Parawansa, mengajak seluruh elemen masyarakat memaknai
Hari Pahlawan dengan meneladani keberanian para syuhada Arek-arek Suroboyo dan
Jawa Timur. Pemaknaan tersebut bisa digali dalam epos besar Pertempuran 10 November 1945.
"Karena meskipun manusia memiliki kecenderungan pada kebaikan, cenderung pada tindak kepahlawanan, dan mengutamakan kebaikan bersama sebagai fitrah manusia, namun kesemua itu tidak bersifat taken for granted," kata Khofifah usai menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Pahlawan di Tugu Pahlawan Surabaya, Kamis, 10 November 2022.
Khofifah juga mengajak seluruh elemen masyarakat Jatim untuk memiliki mental memberi yang terbaik bagi bangsa dan negara. Dimana mental itu dibentuk melalui edukasi spiritual, edukasi sosial, politik dan juga kebudayaan.
"Inilah mental kepahlawanan. Ketika kita bekerja lebih dari pada seharusnya, berusaha memimpin perubahan, dan mengatasi kesulitan yang menjadi problem bersama. Nilai- nilai dan karakter kepahlawanan dan kebaikan harus dirawat, dipupuk dan dijaga oleh pendidikan yang berorientasi memajukan karakter bangsa, seperti pemulihan budi pekerti dan akhlakul karimah," jelasnya.
Menurut Khofifah setiap orang memiliki tugas untuk mengedukasi. Termasuk mengedukasi diri sendiri, keluarga, dan lingkungan.
"Bagaimana kita mengedukasi untuk bisa memberikan keteladanan, kemudian karakter kepahlawanan dan semangat yang bisa memberikan penguatan bagaimana Jatim gagah dan perkasa," jelasnya.
Menurut Khofifah memperingati Hari Pahlawan adalah momentum untuk bangkit dan bersatu menghadapi ancaman dan tantangan global. Hal ini selaras dengn tema Peringatan Hari Pahlawan tahun ini yakni ‘Pahlawanku Teladanku’.
"Kalau dulu pahlawan menghadapi tantangan besar yakni berjuang melawan penjajah. Kini nilai perjuangan dan ketangguhan mereka bisa kita teladani untuk bangkit dan berjuang menghadapi tantangan global," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)