Salah satu titik kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kabupaten Nagekeo, NTT, Senin, 18 Juli 2022. ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi
Salah satu titik kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kabupaten Nagekeo, NTT, Senin, 18 Juli 2022. ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi

Warga Nagekeo Diminta Tidak Berburu dengan Membakar Lahan

Antara • 19 Juli 2022 16:10
Labuan Bajo: Pemerintah Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, meminta warga tidak melakukan seremoni adat aktivitas berburu dengan cara membakar hutan dan lahan. Hal tersebut untuk mencegah karhutla yang kerap terjadi saat musim kemarau.
 
"Budaya kita itu berburu secara adat, pemerintah mendukung. Tapi berburu dengan bakar hutan itu pemerintah larang. Bicara berburu tidak harus bakar hutan, karena sekarang berburu bakar hutan itu pelanggaran," kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Kebakaran Kabupaten Nagekeo, Muhayan Amir, saat dihubungi, Selasa, 19 Juli 2022.
 
Baca: BMKG Tetapkan 2 Wilayah di NTT Berstatus Awas Kekeringan Meteorologis

Hal itu dia sampaikan menyikapi dua peristiwa karhutla di Lego Desa Aeramo dan Dadiwuwu, Kelurahan Lape pada Senin malam, 18 Juli 2022. Dia menjelaskan saat ini pihak kepolisian tengah melakukan identifikasi dan penyelidikan awal penyebab kebakaran pada dua lokasi itu.
 
"Beberapa wilayah setempat memiliki potensi karhutla di musim kemarau karena padang dipenuhi ilalang kering," jelasnya.

Dia menyebut beberapa daerah memiliki tradisi berburu, seperti Aeramo, Nggolonio, Aesesa Selatan, Boawae, Ndora, dan Nangaroro. "Apa ada hubungan berburu dengan kebakaran? Kita akan selidiki," ungkapnya.
 
Dia menegaskan pemerintah tidak melarang aktivitas perburuan yang menjadi bagian dari budaya masyarakat. Namun apabila aktivitas berburu dilakukan dengan membakar hutan dan merusak lingkungan, maka hal itu merupakan bentuk pelanggaran.
 
Sementara Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nagekeo, Agustinus Pone, mengaku telah melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan TNI-Polri untuk mengawasi potensi karhutla akibat ulah manusia.
 
Dia menyampaikan salah satu penyebab karhutla ulah manusia masuk dalam faktor sosial budaya, yakni aktivitas berburu.
 
Oleh karena itu pihaknya melakukan pengawasan secara terpadu ke wilayah-wilayah yang memiliki potensi itu untuk meminimalisasi karhutla.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan