Sikka: Kekerasan terhadap wartawan kembali terjadi. Kali ini dialami wartawan televisi SCTV Yanuarius Arlino Welianto, 30. Korban dikeroyok seusai meliput penguburan empat korban keracunan ikan buntal di Desa Hoder, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 29 Juni 2021.
Kepada mediaindonesia.com, Arnol -biasa disapa- menjelaskan, kejadian berawal sekitar pukul 10.00 Wita ia pergi menuju ke Desa Hoder untuk meliput penguburan empat jenazah korban keracunan ikan buntal. Sesampainya di sana, ia sempat mewawancarai keluarga korban dan mengikuti semua proses penguburan jenazah. Bahkan kata dia, ia sempat makan bersama di rumah keluarga para korban.
Usai liputan penguburan empat jenazah korban keracunan ikan buntal itu, ia langsung pamit meninggalkan rumah keluarga korban. Selanjutnya ia menggunakan motornya menuju ke Maumere.
Dalam perjalanan, tiba-tiba ia melihat sejumlah keluarga korban lainnya sedang merusak rumah pelaku yang memasak ikan buntal. Untuk itu, ia turun dari motornya untuk melakukan peliputan perusakan rumah pelaku yang dilakukan oleh keluarga korban.
Baca: Warga Tewas Diduga Keracunan Ikan Buntal di Sikka Bertambah
Ia pun turun dari motor dan sambil memegang handphone. Tiba-tiba ada salah satu warga yang tidak dikenalnya langsung menunjuk dirinya. Kemudian, massa langsung datang mengeroyoknya.
"Saya juga kaget. Mereka datang langsung keroyok. Saya hanya pasrah saja saat dipukul karena banyak orang sekali. Untung pada saat itu saya ada pakai helm. Jadi mereka pukul kepala saya kenal di helm," cerita Arnold, Rabu, 30 Juni 2021.
Ia pun mengaku sempat melihat salah satu keluarga korban hendak mengayunkan parang ke badannya. Beruntung, ada salah satu warga langsung mencegah dan meminta dirinya untuk melarikan diri.
"Jadi saya langsung lari menggunakan motor," papar Arnol.
Baca: Dikira Air Mineral, Anggota Satgas Covid-19 di Jember Kelenger Usai Tenggak Bahan Disinfektan
Selain dikeroyok, ungkapnya, handphone dan tasnya dirampas oleh warga. Kemudian dia melarikan diri ke kantor polisi.
"Saya punya handphone dan tas dirampas oleh warga. Saya sudah laporkan kasus ini di SPKT Polres Sikka," tandas Arnol.
Pembina wartawan di Kabupaten Sikka, Karel Pandu, menyayangkan tindakan kekerasan terhadap wartawan yang dilakukan warga. Padahal yang bersangkutan sedang melaksanakan kerja jurnalistik yang dilindungi oleh undang-undang.
"Saya minta pihak kepolisian segera menangkap para pelaku yang melakukan kekerasan terhadap wartawan," terangnya.
Sikka: Kekerasan terhadap wartawan kembali terjadi. Kali ini dialami wartawan televisi SCTV Yanuarius Arlino Welianto, 30. Korban dikeroyok seusai meliput penguburan empat korban keracunan ikan buntal di Desa Hoder, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 29 Juni 2021.
Kepada
mediaindonesia.com, Arnol -biasa disapa- menjelaskan, kejadian berawal sekitar pukul 10.00 Wita ia pergi menuju ke Desa Hoder untuk meliput penguburan empat jenazah korban keracunan ikan buntal. Sesampainya di sana, ia sempat mewawancarai keluarga korban dan mengikuti semua proses penguburan jenazah. Bahkan kata dia, ia sempat makan bersama di rumah keluarga para korban.
Usai liputan penguburan empat jenazah korban keracunan ikan buntal itu, ia langsung pamit meninggalkan rumah keluarga korban. Selanjutnya ia menggunakan motornya menuju ke Maumere.
Dalam perjalanan, tiba-tiba ia melihat sejumlah keluarga korban lainnya sedang merusak rumah pelaku yang memasak ikan buntal. Untuk itu, ia turun dari motornya untuk melakukan peliputan perusakan rumah pelaku yang dilakukan oleh keluarga korban.
Baca: Warga Tewas Diduga Keracunan Ikan Buntal di Sikka Bertambah
Ia pun turun dari motor dan sambil memegang handphone. Tiba-tiba ada salah satu warga yang tidak dikenalnya langsung menunjuk dirinya. Kemudian, massa langsung datang mengeroyoknya.
"Saya juga kaget. Mereka datang langsung keroyok. Saya hanya pasrah saja saat dipukul karena banyak orang sekali. Untung pada saat itu saya ada pakai helm. Jadi mereka pukul kepala saya kenal di helm," cerita Arnold, Rabu, 30 Juni 2021.
Ia pun mengaku sempat melihat salah satu keluarga korban hendak mengayunkan parang ke badannya. Beruntung, ada salah satu warga langsung mencegah dan meminta dirinya untuk melarikan diri.
"Jadi saya langsung lari menggunakan motor," papar Arnol.
Baca: Dikira Air Mineral, Anggota Satgas Covid-19 di Jember Kelenger Usai Tenggak Bahan Disinfektan
Selain dikeroyok, ungkapnya, handphone dan tasnya dirampas oleh warga. Kemudian dia melarikan diri ke kantor polisi.
"Saya punya handphone dan tas dirampas oleh warga. Saya sudah laporkan kasus ini di SPKT Polres Sikka," tandas Arnol.
Pembina wartawan di Kabupaten Sikka, Karel Pandu, menyayangkan tindakan kekerasan terhadap wartawan yang dilakukan warga. Padahal yang bersangkutan sedang melaksanakan kerja jurnalistik yang dilindungi oleh undang-undang.
"Saya minta pihak kepolisian segera menangkap para pelaku yang melakukan kekerasan terhadap wartawan," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)