Yogyakarta: Direktur Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Riris Andono Ahmad, menyebut, ada tiga kluster penyebaran virus korona di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Klasterisasi dilakukan Dinas Kesehatan setempat terhadap sejumlah pasien.
"Dari 104 kasus yang telah terjadi, setelah dilakukan kontak tracing ada tiga kluster besar yang dominan di DIY. Dua kluster terkait jemaah tablig dan satunya terkait kegiatan gereja," kata Riris, Jumat, 1 April 2020.
Riris mengatakan, dua klaster jemaah tablig, penyebarannya di Gunungkidul dan Sleman. Di Gunungkidul, covid-19 menjangkiti 18 pasien.
Dari jumlah itu, enam pasien terkonfirmasi positif, satu pasien dalam pengawasan (PDP) namun sebelum dilakukan tes meninggal, dan sisanya positif dari rapid diagnose test (RDT). Menurut Riris, klaster penyebaran covid-19 jemaah tablig tergolong generasi kelima.
Baca juga: 34 Karyawan Pabrik Rokok Sampoerna Positif Covid-19
"Kasus ini bermula ketika satu orang jemaah pulang dari Jakarta kemudian menularkan ke PDP. PDP ini memiliki jejaring banyak kasus yang lainnya," ujarnya.
Adapun klaster jemaah tablig di Sleman berkaitan dengan warga negara India. Riris mengungkapkan, klaster kedua sampai terjadi 24 kasus. Sebagian besar merupakan terkonfirmasi positif hasil swab dan tercatat penyebarannya tergolong kategori ketiga.
Kemudian klaster ketiga dari aktivitas keagamaan dari Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB) di Bogor, Jawa Barat. Menurut Riris, awalnya ada tiga jemaah dari Yogyakarta ikut kegiatan keagamaan di Bogor. Dari kluster ini disebut telah terjadi 17 kasus.
"17 kasus ini dua terkonfirmasi (hasil tes swab), tiga kasus PDP, selebihnya, positif rapid test," ujarnya.
Baca juga: Ibu dan Anak Dikarantina Sepulang dari Taiwan
Riris mengingatkan, ada risiko besar perluasan penyebaran virus dari tiga kluster itu. Potensi penyebaran bisa terjadi apabila muncul kerumunan atau kontak dengan pasien dengan covid-19 maupun PDP.
"Kami mengimbau kepada masyarakat di kota menghindari kegiatan yang menimbulkan kerumunan. Apabila ada orang bergejala bisa melapor ke Puskesmas," kata dia.
Saat ini, ia menambahkan, dinas kesehatan dan puskesmas masih aktif melakukan penelusuran kontak terhadap ketiga kluster itu. Ia mengatakan, kemungkinan besar masih akan terjadi penambahan kasus.
Yogyakarta: Direktur Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Riris Andono Ahmad, menyebut, ada tiga kluster penyebaran virus korona di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Klasterisasi dilakukan Dinas Kesehatan setempat terhadap sejumlah pasien.
"Dari 104 kasus yang telah terjadi, setelah dilakukan kontak tracing ada tiga kluster besar yang dominan di DIY. Dua kluster terkait jemaah tablig dan satunya terkait kegiatan gereja," kata Riris, Jumat, 1 April 2020.
Riris mengatakan, dua klaster jemaah tablig, penyebarannya di Gunungkidul dan Sleman. Di Gunungkidul, covid-19 menjangkiti 18 pasien.
Dari jumlah itu, enam pasien terkonfirmasi positif, satu pasien dalam pengawasan (PDP) namun sebelum dilakukan tes meninggal, dan sisanya positif dari rapid diagnose test (RDT). Menurut Riris, klaster penyebaran covid-19 jemaah tablig tergolong generasi kelima.
Baca juga:
34 Karyawan Pabrik Rokok Sampoerna Positif Covid-19
"Kasus ini bermula ketika satu orang jemaah pulang dari Jakarta kemudian menularkan ke PDP. PDP ini memiliki jejaring banyak kasus yang lainnya," ujarnya.
Adapun klaster jemaah tablig di Sleman berkaitan dengan warga negara India. Riris mengungkapkan, klaster kedua sampai terjadi 24 kasus. Sebagian besar merupakan terkonfirmasi positif hasil swab dan tercatat penyebarannya tergolong kategori ketiga.
Kemudian klaster ketiga dari aktivitas keagamaan dari Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB) di Bogor, Jawa Barat. Menurut Riris, awalnya ada tiga jemaah dari Yogyakarta ikut kegiatan keagamaan di Bogor. Dari kluster ini disebut telah terjadi 17 kasus.
"17 kasus ini dua terkonfirmasi (hasil tes swab), tiga kasus PDP, selebihnya, positif rapid test," ujarnya.
Baca juga:
Ibu dan Anak Dikarantina Sepulang dari Taiwan
Riris mengingatkan, ada risiko besar perluasan penyebaran virus dari tiga kluster itu. Potensi penyebaran bisa terjadi apabila muncul kerumunan atau kontak dengan pasien dengan covid-19 maupun PDP.
"Kami mengimbau kepada masyarakat di kota menghindari kegiatan yang menimbulkan kerumunan. Apabila ada orang bergejala bisa melapor ke Puskesmas," kata dia.
Saat ini, ia menambahkan, dinas kesehatan dan puskesmas masih aktif melakukan penelusuran kontak terhadap ketiga kluster itu. Ia mengatakan, kemungkinan besar masih akan terjadi penambahan kasus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)