ilustrasi/Medcom.id
ilustrasi/Medcom.id

8 Daerah di Sumsel Tetapkan Status Siaga Darurat Karhutla

Antara • 03 Mei 2023 16:04
Sumsel: Musim kemarau tahun ini diprediksi lebih panjang dari tahun sebelumnya. Untuk itu, sejumlah daerah di Sumatra Selatan sudah mulai bersiap diri untuk mengantisipasi terjadinya bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan.
 
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Sumatra Selatan, Ansori mengatakan saat ini sudah ada delapan daerah yang menetapkan status siaga darurat, sementara tiga daerah masih proses.
 
"Sejumlah daerah di Sumsel sudah menetapkan status siaga bencana karhutla. Daerah yang telah lebih awal menetapkan karena masuk sebagai kategori daerah rawan karhutla," kata Ansori, Rabu, 3 Mei 2023.

Adapun delapan daerah yang sudah berstatus siaga bencana karhutla, yakni Provinsi Sumsel, Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ulu Timur, Banyuasin, Muara Enim, Musi Banyuasin, Musi Rawas dan Musi Rawas Utara.
 
Baca: Cegah Karhutla di Riau, Alumnus IPB Jadi Tim Ahli Scientist Modifikasi Cuaca

Sementara dalam proses pengajuan status siaga bencana diantaranya Penukal Abab Lematang Ilir, Lahat, dan Ogan Komering Ulu Selatan.
 
"Daerah di Sumsel ini, terutama Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Banyuasin dan Musi Banyuasin sebagian besar berada diatas lahan gambut. Di daerah ini juga seringkali terjadi bencana karhuta, karenanya mereka lebih dulu menetapkan status siaga bencana karhutla," kata Ansori.
 
Dengan ditetapkan status siaga bencana karhutla diharapkan dapat mempermudah koordinasi antarlembaga untuk mengantisipasi kebakaran lahan di Sumsel secara lebih dini.
 
"Memang status ini penting agar koordinasi antarwilayah dan instansi semakin cepat optimal. Dengan begitu, upaya antisipasi karhutla bisa diterapkan segera,” jelasnya.
 
Ia menjelaskan setelah status siaga ini sudah ditetapkan, pemerintah bisa lebih dini melakukan upaya mitigasi kebakaran hutan. Seperti mempersiapkan pasukan serta alat sarana dan prasarana pemadam, termasuk untuk mulai menerapkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) berupa hujan buatan.
 
”Dengan status ini, pengiriman armada untuk pelaksanaan bom air juga bisa diproses segera,” ungkap Ansori.
 
Status siaga darurat karhutla perlu ditetapkan lebih cepat karena berdasarkan prediksi BMKG, musim kemarau tahun ini akan lebih kering dibanding tiga tahun sebelumnya.
 
”Awal kemarau diprediksi terjadi pada Mei, sedangkan puncaknya akan terjadi pada Agustus-September. Karena itu, persiapan harus digelar lebih awal,” ujar dia.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan