Yogyakarta: Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut Gunung Merapi kembali memuntahkan awan panas. Pada periode pengamatan Selasa, 26 Januari 2021, pukul 18.00-24.00 WIB hingga Rabu pagi, 27 Januari 2021, guguran awan panas terjadi 11 kali.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, mengatakan, guguran awan panas lebih banyak dibandingkan hari sebelumnya yakni lima kali kejadian dengan durasi maksimal 160 detik. Sedangkan tinggi kolom maksimum awan panas mencapai 400 meter dan jarak luncur hingga 1,5 kilometer.
"Guguran juga teramati empat kali dengan jarak luncur maksimum 400 meter, arah barat daya," kata Hanik, Rabu, 27 Januari 2021.
Jeda waktu kemunculan awan panas beragam. Rincian waktu kejadian awan panas sejak kemarin petang yakni 18.26 WIB; 19.03 WIB; 19.46 WIB; 20.17 WIB; 20.38 WIB; 21.38 WIB; 21.40 WIB; 21.45 WIB; 21.48 WIB; 22.14 WIB; dan 23.29 WIB.
"Berdasarkan keterangan dari relawan dan masyarakat, tadi malam sempat terjadi hujan abu intensitas tipis di Dukuh Rogobelah, Desa Suroteleng, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali," lanjutnya.
Baca juga: Ribuan KTP Warga Surabaya Terancam Diblokir
Sejak Rabu pagi pukul 6.00 WIB, awan panas telah terjadi belasan kali. Awan panas pertama terjadi pukul 6.03 WIB dengan jarak luncur 800 meter ke arah Kali Krasak dan Boyong.
Setelah itu, awan panas kembali terjadi pukul 6.08 WIB, 6.21 WIB; 6.28 WIB; 6.53 WIB; 7.00 WIB; 7.29 WIB; 8.11 WIB; 8.22 WIB; 8.30 WIB; 9.08 WIB; dan 9.18 WIB. Jarak luncur awan panas berkisar satu kilometer hingga 1,5 kilometer ke hulu Kali Krasak dan Boyong.
"Akibat awan panas ini dilaporkan terjadi hujan abu intensitas tipis di beberapa desa di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali. Masyarakat diimbau untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik tersebut," ungkapnya.
Sampai saat ini Gunung Merapi berstatus siaga dan radius aman aktivitas manusia lima kilometer dari puncak.
Yogyakarta: Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut Gunung Merapi kembali memuntahkan
awan panas. Pada periode pengamatan Selasa, 26 Januari 2021, pukul 18.00-24.00 WIB hingga Rabu pagi, 27 Januari 2021, guguran awan panas terjadi 11 kali.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, mengatakan, guguran awan panas lebih banyak dibandingkan hari sebelumnya yakni lima kali kejadian dengan durasi maksimal 160 detik. Sedangkan tinggi kolom maksimum awan panas mencapai 400 meter dan jarak luncur hingga 1,5 kilometer.
"Guguran juga teramati empat kali dengan jarak luncur maksimum 400 meter, arah barat daya," kata Hanik, Rabu, 27 Januari 2021.
Jeda waktu kemunculan awan panas beragam. Rincian waktu kejadian awan panas sejak kemarin petang yakni 18.26 WIB; 19.03 WIB; 19.46 WIB; 20.17 WIB; 20.38 WIB; 21.38 WIB; 21.40 WIB; 21.45 WIB; 21.48 WIB; 22.14 WIB; dan 23.29 WIB.
"Berdasarkan keterangan dari relawan dan masyarakat, tadi malam sempat terjadi hujan abu intensitas tipis di Dukuh Rogobelah, Desa Suroteleng, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali," lanjutnya.
Baca juga:
Ribuan KTP Warga Surabaya Terancam Diblokir
Sejak Rabu pagi pukul 6.00 WIB, awan panas telah terjadi belasan kali. Awan panas pertama terjadi pukul 6.03 WIB dengan jarak luncur 800 meter ke arah Kali Krasak dan Boyong.
Setelah itu, awan panas kembali terjadi pukul 6.08 WIB, 6.21 WIB; 6.28 WIB; 6.53 WIB; 7.00 WIB; 7.29 WIB; 8.11 WIB; 8.22 WIB; 8.30 WIB; 9.08 WIB; dan 9.18 WIB. Jarak luncur awan panas berkisar satu kilometer hingga 1,5 kilometer ke hulu Kali Krasak dan Boyong.
"Akibat awan panas ini dilaporkan terjadi hujan abu intensitas tipis di beberapa desa di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali. Masyarakat diimbau untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik tersebut," ungkapnya.
Sampai saat ini Gunung Merapi berstatus siaga dan radius aman aktivitas manusia lima kilometer dari puncak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)