Banjarmasin: Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda 11 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menyisakan banyak persoalan, salah satunya sampah. Saat banjir surut, sampah menumpuk hingga belasan ribu ton.
"Persoalan yang krusial dan cukup berat dihadapi pascabencana adalah sampah. Data yang masuk dari daerah bencana, timbulan sampah pascabencana mencapai belasan ribu ton," ungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalsel, Hanifah Dwi Nirwana, Jumat, 29 Januari 2021.
Sampah yang dimaksud bukan hanya berasal dari rumah tangga yang tidak tertangani, tetapi juga sampah di lokasi pengungsian, sampah material banjir bandang berupa kayu, bangunan yang hancur dan lainnya.
Baca juga: Infrastruktur Jadi Tantangan Program Vaksinasi di Bengkayang
"Selama bencana banjir yang berlangsung hingga dua pekan praktis penanganan sampah oleh petugas di daerah bencana ikut terhenti sehingga menumpuk," ujarnya.
Menurut Hanifah, tumpukan sampah ini perlu segera ditangani agar aktivitas masyarakat kembali pulih dan mengantisipasi munculnya penyebaran penyakit dari tumpukan sampah yang membusuk. Dinas LH Kalsel, dalam dua hari terakhir, telah berkoordinasi dengan kabupaten/kota untuk menyelesaikan masalah tumpukan sampah ini.
Sedikitnya 200 orang relawan ditambah alat berat dan truk pengangkut sampah diturunkan untuk penanganan sampah di Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang merupakan daerah terparah terdampak bencana banjir dan longsor. Sedangkan di Kabupaten Banjar dan Barito Kuala, sampah belum tertangani maksimal karena banjir masih melanda wilayah tersebut.
Pantauan Media Indonesia, sampah masih menumpuk di sepanjang ruas jalan di wilayah Kota Banjarmasin dan Kabupaten Banjar. Petugas kebersihan harus bekerja pagi hingga malam untuk mengangkut sampah ke TPA.
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan Kemitraan, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalsel, Benny Rahmadi, mengatakan jumlah timbunan sampah pascabencana di Kalsel diperkirakan mencapai belasan ribu ton.
"Khusus di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, yang mengalami bencana terparah, volume sampah mencapai 10 ribu ton. Sejauh ini baru terangkut 2.000 ton," kata dia.
Pada saat normal, volume sampah per hari yang dihasilkan 13 kabupaten/kota sebanyak 2.100 ton dengan Kota Banjarmasin menjadi penyumbang terbanyak 500 ton dan Kabupaten Banjar 385 ton.
Ada peningkatan volume sampah rata-rata 25% dan beberapa wilayah belum bisa ditangani karena masih dilanda banjir. Penumpukan sampah ini tidak termasuk sampah yang dibuang ke sungai oleh masyarakat. (Denny Susanto)
Pantauan
Media Indonesia, sampah masih menumpuk di sepanjang ruas jalan di wilayah Kota Banjarmasin dan Kabupaten Banjar. Petugas kebersihan harus bekerja pagi hingga malam untuk mengangkut sampah ke TPA.
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan Kemitraan, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalsel, Benny Rahmadi, mengatakan jumlah timbunan sampah pascabencana di Kalsel diperkirakan mencapai belasan ribu ton.
"Khusus di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, yang mengalami bencana terparah, volume sampah mencapai 10 ribu ton. Sejauh ini baru terangkut 2.000 ton," kata dia.
Pada saat normal, volume sampah per hari yang dihasilkan 13 kabupaten/kota sebanyak 2.100 ton dengan Kota Banjarmasin menjadi penyumbang terbanyak 500 ton dan Kabupaten Banjar 385 ton.
Ada peningkatan volume sampah rata-rata 25% dan beberapa wilayah belum bisa ditangani karena masih dilanda banjir. Penumpukan sampah ini tidak termasuk sampah yang dibuang ke sungai oleh masyarakat. (Denny Susanto)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)