Lumajang: Total korban jiwa akibat erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, per Kamis, 9 Desember 2021 berjumlah 43 orang. Sebagian korban jiwa masih dalam proses identifikasi di rumah sakit.
Wakil Bupati Lumajang, Indah Amperawati, mengatakan, hampir semua identitas korban awan panas guguran (APG) Gunung Semeru tersebut masih sulit diidentifikasi. Hal itu lantaran sidik jari yang rusak.
"Hampir semua jenazah tidak bisa dikenali sidik jarinya, sehingga ada teknis-teknis lain yang dilakukan oleh tim Forensik Polri," katanya, Jumat, 10 Desember 2021.
Indah menerangkan, tim forensik Polri akan terus melakukan upaya-upaya dalam menemukan identitas korban yang telah ditemukan.
"Tadi malam saya menemui tim forensik Polri yang di rumah sakit, dan mereka terus bekerja keras melakukan apa pun yang terbaik untuk mengenali korban meninggal yang ditemukan," ujarnya.
Baca juga: Pemkot Bandung Minta Camat Kebut Vaksinasi Covid-19
Ia menambahkan, bahwa tim SAR gabungan hingga saat ini terus melakukan pencarian korban hilang akibat bencana APG Gunung Semeru.
"Evakuasi terus berlangsung setiap hari, biasanya sampai jam lima sore, ketika cuaca tidak memungkinkan lagi Tim SAR dan relawan berhenti berkerja," tegasnya.
Hasil kerja keras tim pencarian itu telah menemukan hingga total korban meninggal 43 orang.
"Per pukul 12.00 WIB, jumlah korban meninggal dari erupsi Gunung Semeru bertambah empat orang sehingga totalnya menjadi 43 orang," ujar Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan resmi.
Dia melanjutkan, korban luka-luka kini 104 orang. Dengan rincian sebanyak 32 orang mengalami luka berat dan 82 lainnya luka sedang.
Lumajang:
Total korban jiwa akibat erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, per Kamis, 9 Desember 2021 berjumlah 43 orang. Sebagian korban jiwa masih dalam proses identifikasi di rumah sakit.
Wakil Bupati Lumajang, Indah Amperawati, mengatakan, hampir semua identitas korban awan panas guguran (APG) Gunung Semeru tersebut masih sulit diidentifikasi. Hal itu lantaran sidik jari yang rusak.
"Hampir semua jenazah tidak bisa dikenali sidik jarinya, sehingga ada teknis-teknis lain yang dilakukan oleh tim Forensik Polri," katanya, Jumat, 10 Desember 2021.
Indah menerangkan, tim forensik Polri akan terus melakukan upaya-upaya dalam menemukan identitas korban yang telah ditemukan.
"Tadi malam saya menemui tim forensik Polri yang di rumah sakit, dan mereka terus bekerja keras melakukan apa pun yang terbaik untuk mengenali korban meninggal yang ditemukan," ujarnya.
Baca juga:
Pemkot Bandung Minta Camat Kebut Vaksinasi Covid-19
Ia menambahkan, bahwa tim SAR gabungan hingga saat ini terus melakukan pencarian korban hilang akibat bencana APG Gunung Semeru.
"Evakuasi terus berlangsung setiap hari, biasanya sampai jam lima sore, ketika cuaca tidak memungkinkan lagi Tim SAR dan relawan berhenti berkerja," tegasnya.
Hasil kerja keras tim pencarian itu telah menemukan hingga total korban meninggal 43 orang.
"Per pukul 12.00 WIB, jumlah korban meninggal dari erupsi Gunung Semeru bertambah empat orang sehingga totalnya menjadi 43 orang," ujar Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan resmi.
Dia melanjutkan, korban luka-luka kini 104 orang. Dengan rincian sebanyak 32 orang mengalami luka berat dan 82 lainnya luka sedang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MEL)