Selong: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, mempersiapkan mitigasi bencana berupa menyusun karung-karung berisi pasir bersama warga yang bermukim di daerah pesisir pantai atau di daerah bantaran sungai.
"Karung kosong yang diisi pasir itu akan menjadi tanggul darurat untuk mencegah masuknya air laut atau air sungai apabila terjadi gelombang pasang atau banjir," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Lombok Timur, Iwan Setiawan, Jumat, 10 Desember 2021.
Ia mengatakan, karung-karung tersebut dipersiapkan warga yang wilayahnya kemungkinan terdampak bencana banjir dampak cuaca ekstrem yang terjadi di awal musim hujan tahun ini.
"Selalu kita mengambil langkah-langkah pencegahan yang lebih baik ketimbang menanggulangi," ujar dia.
Pemerintah Desa atau masyarakat terdampak bencana alam dapat mengusulkan karung-karung kosong tersebut kepada BPBD dan selanjutnya akan dilakukan verifikasi sesuai ketentuan.
Baca juga: Satpam UNM Rekam Mahasiswi Mandi Sebut untuk Koleksi Pribadi
"Tentu saja kita akan memverifikasi setiap permohonan yang masuk, terutama soal lokasi yang kemungkinan dilanda bencana banjir," terang Iwan.
Untuk membangun secara permanen tanggul pencegah atau penghalau banjir memerlukan biaya yang tidak kecil, di satu sisi kondisi anggaran yang belum mendukung dampak dari pandemi covid-19.
"Seringkali kita juga tidak dapat memperkirakan bencana seperti apa jenisnya yang datang kepada pemukiman penduduk, sehingga sulit merencanakan pembangunan konstruksi proyek pembangunannya," ungkapnya.
"Yang dapat diprediksi yakni derasnya air laut atau gelombang pasang. Itu dapat dicegah dengan membangun pemecah gelombang," imbuh dia.
Sehingga yang dapat dilakukan lebih praktis dan efisien dari sisi anggaran, kata Iwan, yakni dengan mengkolaborasikan seluruh kekuatan di tengah masyarakat, sipil maupun militer maupun ormas untuk bersama-sama melakukan pencegahan atau memitigasi bencana tersebut.
"Mitigasi bencana sejak awal akan dapat mencegah timbulnya korban jiwa dan kerugian akibat kerusakan infrastruktur," jelas Iwan.
Selong: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, mempersiapkan
mitigasi bencana berupa menyusun karung-karung berisi pasir bersama warga yang bermukim di daerah pesisir pantai atau di daerah bantaran sungai.
"Karung kosong yang diisi pasir itu akan menjadi tanggul darurat untuk mencegah masuknya air laut atau air sungai apabila terjadi gelombang pasang atau banjir," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Lombok Timur, Iwan Setiawan, Jumat, 10 Desember 2021.
Ia mengatakan, karung-karung tersebut dipersiapkan warga yang wilayahnya kemungkinan terdampak bencana banjir dampak cuaca ekstrem yang terjadi di awal musim hujan tahun ini.
"Selalu kita mengambil langkah-langkah pencegahan yang lebih baik ketimbang menanggulangi," ujar dia.
Pemerintah Desa atau masyarakat terdampak bencana alam dapat mengusulkan karung-karung kosong tersebut kepada BPBD dan selanjutnya akan dilakukan verifikasi sesuai ketentuan.
Baca juga:
Satpam UNM Rekam Mahasiswi Mandi Sebut untuk Koleksi Pribadi
"Tentu saja kita akan memverifikasi setiap permohonan yang masuk, terutama soal lokasi yang kemungkinan dilanda bencana banjir," terang Iwan.
Untuk membangun secara permanen tanggul pencegah atau penghalau banjir memerlukan biaya yang tidak kecil, di satu sisi kondisi anggaran yang belum mendukung dampak dari pandemi covid-19.
"Seringkali kita juga tidak dapat memperkirakan bencana seperti apa jenisnya yang datang kepada pemukiman penduduk, sehingga sulit merencanakan pembangunan konstruksi proyek pembangunannya," ungkapnya.
"Yang dapat diprediksi yakni derasnya air laut atau gelombang pasang. Itu dapat dicegah dengan membangun pemecah gelombang," imbuh dia.
Sehingga yang dapat dilakukan lebih praktis dan efisien dari sisi anggaran, kata Iwan, yakni dengan mengkolaborasikan seluruh kekuatan di tengah masyarakat, sipil maupun militer maupun ormas untuk bersama-sama melakukan pencegahan atau memitigasi bencana tersebut.
"Mitigasi bencana sejak awal akan dapat mencegah timbulnya korban jiwa dan kerugian akibat kerusakan infrastruktur," jelas Iwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)