Pandeglang: Nelayan pesisir Perairan Banten bagian barat meliputi Pantai Carita dan Pantai Labuan tetap melaut tak terpengaruh aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK).
"Kita masih menangkap ikan di laut, karena kondisi cuaca normal," kata seorang nelayan TPI Carita Pandeglang, Samad, 60, Kamis, 7 Desember 2023.
Tangkapan nelayan di pesisir Perairan Banten bagian barat melimpah menyusul cuaca di perairan itu relatif normal. Para nelayan tradisional mulai melaut pukul 4.00 WIB dan ke kembali ke Tempat Pelelangan ikan (TPI) pukul 10.00 WIB.
Bahkan sejak dua bulan terakhir tangkapan ikan naik dua kali lipat, sehingga menambah pendapatan ekonomi keluarga.
"Kami sekarang bisa pulang membawa uang bersih sekitar Rp1,2 juta dari sebelumnya Rp300 ribu juga terkadang nihil," jelasnya.
Begitu juga Arman (50) nelayan di TPI Labuan mengatakan dirinya bersama ratusan nelayan lainnya melaut,meski aktivitas GAK yang berada di Perairan Selat Sunda dengan Perairan Lampung itu terjadi erupsi.
Bahkan erupsi gunung tersebut sudah beberapa kali,namun nelayan Perairan Banten bagian barat tetap normal melaut.
Apalagi saat ini tangkapan ikan melimpah mulai ikan layur, tuna, gurita, tongkol, libida, cakalang, kakap merah, cumi dan lainnya.
"Kami tentu adanya aktivitas erupsi GAK tetap waspada dan tidak mendekatinya," ungkapnya.
Sementara pengelola Pelabuhan Pendaratan Ikan di Labuan, Pandeglang, Yanto, menyatakan nelayan hingga kini melaut dan tidak terpengaruh adanya erupsi GAK.
"Kami mengapresiasi sejak dua bulan terakhir nilai transaksi pelelangan ikan cenderung meningkat dari Rp100-150 juta bisa mencapai Rp300 juta per hari," ungkapnya.
Pandeglang: Nelayan pesisir Perairan Banten bagian barat meliputi Pantai Carita dan Pantai Labuan tetap melaut tak terpengaruh aktivitas erupsi
Gunung Anak Krakatau (GAK).
"Kita masih menangkap ikan di laut, karena kondisi cuaca normal," kata seorang nelayan TPI Carita Pandeglang, Samad, 60, Kamis, 7 Desember 2023.
Tangkapan nelayan di pesisir Perairan Banten bagian barat melimpah menyusul cuaca di perairan itu relatif normal. Para nelayan tradisional mulai melaut pukul 4.00 WIB dan ke kembali ke Tempat Pelelangan ikan (TPI) pukul 10.00 WIB.
Bahkan sejak dua bulan terakhir tangkapan ikan naik dua kali lipat, sehingga menambah pendapatan ekonomi keluarga.
"Kami sekarang bisa pulang membawa uang bersih sekitar Rp1,2 juta dari sebelumnya Rp300 ribu juga terkadang nihil," jelasnya.
Begitu juga Arman (50) nelayan di TPI Labuan mengatakan dirinya bersama ratusan nelayan lainnya melaut,meski aktivitas GAK yang berada di Perairan Selat Sunda dengan Perairan Lampung itu terjadi erupsi.
Bahkan erupsi gunung tersebut sudah beberapa kali,namun nelayan Perairan Banten bagian barat tetap normal melaut.
Apalagi saat ini tangkapan ikan melimpah mulai ikan layur, tuna, gurita, tongkol, libida, cakalang, kakap merah, cumi dan lainnya.
"Kami tentu adanya aktivitas erupsi GAK tetap waspada dan tidak mendekatinya," ungkapnya.
Sementara pengelola Pelabuhan Pendaratan Ikan di Labuan, Pandeglang, Yanto, menyatakan nelayan hingga kini melaut dan tidak terpengaruh adanya erupsi GAK.
"Kami mengapresiasi sejak dua bulan terakhir nilai transaksi pelelangan ikan cenderung meningkat dari Rp100-150 juta bisa mencapai Rp300 juta per hari," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)