"Sudah, saya sudah ngomong. Om, mudah-mudahan sehat tetap kritis," kata Ganjar, di Semarang, Jumat, 8 Oktober 2021.
Selebihnya, Ganjar tidak berkomentar apa-apa. Alih-alih menanggapi, Ganjar sibuk membereskan kemiskinan esktrem di Jateng yang ditugaskan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Bagaimana kemiskinan ektrem beres di Desember, di samping mempercepat vaksin," ujar dia.
Natalius Pigai sebelumnya membuat gaduh di media sosial Twitter. Ia dianggap berbuat rasis kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Baca juga: Sejumlah Bupati di Papua Barat Gabung ke NasDem
"Jangan percaya orang Jawa Tengah Jokowi dan Ganjar. Mereka merampok kekayaan kita, mereka bunuh rakyat Papua, injak-injak harga diri bangsa Papua dengan kata-kata rendahan rasis, monyet, dan sampah," cuit Pigai di akun @NataliusPigai2, Jumat, 1 Oktober 2021.
"Kami bukan rendahan. Kita lawan ketidakadilan sampai titik darah penghabisan. Saya penentang ketidakadilan," lanjut Pigai.
Cuitan tersebut dinilai rasis karena menggunakan kata Jawa Tengah. Namun, Natalius Pigai menegaskan cuitannya tidak rasis. Ia mengeklaim dirinya adalah penentang rasisme terdepan.
"Mereka kait-kaitkan dengan rasisme karena sakit hati, dan kemampuan otaknya belum mampu mencerna secara jernih. Saya sudah sebut nama (subjek), frasa 'orang Jawa Tengah Jokowi' itu AKSIOMA'," tulis akun yang sama esoknya.
Aksioma berarti kebenaran yang tidak perlu dibuktikan. Misalnya, matahari terbit dari timur. Setiap orang pasti sudah tahu matahari memang terbit dari timur, sehingga tidak perlu ada pembuktian apa-apa.