Tangerang: Kualitas udara di Kabupaten Tangerang, Banten, saat ini memasuki tingkat buruk. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang mencatat rusaknya kualitas udara disebabkan industri dan pembakaran sampah oleh masyarakat.
"Serta banyaknya pembakaran-pembakaran sampah, khususnya sampah non organik. Termasuk juga emisi tidak bergerak seperti dari industri, pembakaran sampah karena semua ini menghasilkan NH3. Kemudian juga termasuk alam seperti dari peternakan," kata Kepala Seksi (Kasie) Bina Hukum atau Wasdal bidang PPKL pada DLHK Kabupaten Tangerang, Sandi Nugraha, Jumat, 7 Oktober 2022.
Sandi menuturkan beberapa penyumbang terbesar pencemaran kualitas udara yakni pembakaran sampah. Selain itu mesin-mesin yang ada di industri yang mengakibatkan tingkat konsentrasi sulfur dioksida (SO²) mengalami peningkatan, terutama di wilayah yang berdekatan dengan industri dan pusat lalu lintas.
"Dan penyumbang paling terbesar masih dari emisi bergerak dan tidak bergerak. Seperti contoh, emisi tidak bergerak itu selain industri yaitu pembakaran sampah yang dapat menghasilkan dioksin," jelasnya.
Sandi menjelaskan kualitas udara buruk di wilayahnya tersebut saat ini mengalami penurunan, berkat musim penghujan yang mulai turun. Sehingga, lanjutnya, proses rain washing yang menyebabkan konsentrasi partikel yang mengapung di udara tersebut berkurang dan turun ke tanah.
"Kalau musim hujan saat ini tingkat polusi udara pasti rendah. Karena kalau turun hujan kualitas udara ikut turun, dan semakin bersih," ujarnya.
Tangerang: Kualitas udara di
Kabupaten Tangerang, Banten, saat ini memasuki
tingkat buruk. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang mencatat rusaknya kualitas udara disebabkan industri dan pembakaran
sampah oleh masyarakat.
"Serta banyaknya pembakaran-pembakaran sampah, khususnya sampah non organik. Termasuk juga emisi tidak bergerak seperti dari industri, pembakaran sampah karena semua ini menghasilkan NH3. Kemudian juga termasuk alam seperti dari peternakan," kata Kepala Seksi (Kasie) Bina Hukum atau Wasdal bidang PPKL pada DLHK Kabupaten Tangerang, Sandi Nugraha, Jumat, 7 Oktober 2022.
Sandi menuturkan beberapa penyumbang terbesar pencemaran kualitas udara yakni pembakaran sampah. Selain itu mesin-mesin yang ada di industri yang mengakibatkan tingkat konsentrasi sulfur dioksida (SO²) mengalami peningkatan, terutama di wilayah yang berdekatan dengan industri dan pusat lalu lintas.
"Dan penyumbang paling terbesar masih dari emisi bergerak dan tidak bergerak. Seperti contoh, emisi tidak bergerak itu selain industri yaitu pembakaran sampah yang dapat menghasilkan dioksin," jelasnya.
Sandi menjelaskan kualitas udara buruk di wilayahnya tersebut saat ini mengalami penurunan, berkat musim penghujan yang mulai turun. Sehingga, lanjutnya, proses rain washing yang menyebabkan konsentrasi partikel yang mengapung di udara tersebut berkurang dan turun ke tanah.
"Kalau musim hujan saat ini tingkat polusi udara pasti rendah. Karena kalau turun hujan kualitas udara ikut turun, dan semakin bersih," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)