Ponorogo: Pemukiman warga di Dusun Sumbulan, Desa Plalangan, Kecamatan Jenangan, Ponorogo menjadi kampung mati. Kampung itu ditinggalkan seluruh warganya, lantaran merasa tidak nyaman akibat infrastruktur jalan yang tak layak.
Pantuan Metro TV, kondisi jalan menuju kampung tersebut tidak begitu lebar serta kurang memadai di tengah areal persawahan. Kondisi ini membuat jalan sulit dilalui kendaraan.
Tidak hanya itu, untuk bisa sampai di permukiman, warga harus menyeberangi sungai dengan jembatan bambu yang sudah usang. Sebenarnya, ada dua jalur menuju kampung ini namun keduanya sama-sama tak layak.
Baca: Rp62 Miliar untuk Bangun Kampung Akuarium
Layaknya kampung mati, permukiman ini tampak sepi. Hanya tersisa sebuah musalah dan empat bangunan rumah yang masih berdiri, namun tanpa penghuni. Sementara kondisi rumah-rumah mulai rusak karena kurang terawat.
Desi Fitriani, salah satu warga mengaku setiap sepekan sekali mendatangi rumanhnya untuk menengok kondisi kampung halamannya. Ia bersama keluarganya pergi meninggalkan permukiman tersebut empat tahun lalu dan merupakan keluarga terakhir yang tinggal di perkambungan itu.
"Jujur kami dan warga di sini tidak betah lantaran kondisi lingkungan yang sepi serta akses jalan yang tidak memadahi," kata Desi.
Baca: Kampung Inovasi Hidroponik di Tangerang Jadi Destinasi Wisata
Sementara itu menurut kepala desa setempat, awalnya dusun sumbulan ini ramai layaknya kampung-kampung yang lain. Bahkan dulu ada sebuah pesantren yang memiliki banyak santri.
Namun beberapa tahun terakhir, satu-persatu warga pergi meninggalkan kampung tersebut untuk berpindah tempat tinggal di daerah lain.
"Kedepannya pihak desa akan berupaya memperbaiki akses jalan dengan harapan kampung sumbulan bisa ramai kembali," kata Kepala Desa Plalangan, Ipin Hardianto.
Ponorogo: Pemukiman warga di Dusun Sumbulan, Desa Plalangan, Kecamatan Jenangan, Ponorogo menjadi
kampung mati. Kampung itu ditinggalkan seluruh warganya, lantaran merasa tidak nyaman akibat infrastruktur jalan yang tak layak.
Pantuan
Metro TV, kondisi jalan menuju kampung tersebut tidak begitu lebar serta kurang memadai di tengah areal persawahan. Kondisi ini membuat jalan sulit dilalui kendaraan.
Tidak hanya itu, untuk bisa sampai di permukiman, warga harus menyeberangi sungai dengan jembatan bambu yang sudah usang. Sebenarnya, ada dua jalur menuju kampung ini namun keduanya sama-sama tak layak.
Baca: Rp62 Miliar untuk Bangun Kampung Akuarium
Layaknya kampung mati, permukiman ini tampak sepi. Hanya tersisa sebuah musalah dan empat bangunan rumah yang masih berdiri, namun tanpa penghuni. Sementara kondisi rumah-rumah mulai rusak karena kurang terawat.
Desi Fitriani, salah satu warga mengaku setiap sepekan sekali mendatangi rumanhnya untuk menengok kondisi kampung halamannya. Ia bersama keluarganya pergi meninggalkan permukiman tersebut empat tahun lalu dan merupakan keluarga terakhir yang tinggal di perkambungan itu.
"Jujur kami dan warga di sini tidak betah lantaran kondisi lingkungan yang sepi serta akses jalan yang tidak memadahi," kata Desi.
Baca: Kampung Inovasi Hidroponik di Tangerang Jadi Destinasi Wisata
Sementara itu menurut kepala desa setempat, awalnya dusun sumbulan ini ramai layaknya kampung-kampung yang lain. Bahkan dulu ada sebuah pesantren yang memiliki banyak santri.
Namun beberapa tahun terakhir, satu-persatu warga pergi meninggalkan kampung tersebut untuk berpindah tempat tinggal di daerah lain.
"Kedepannya pihak desa akan berupaya memperbaiki akses jalan dengan harapan kampung sumbulan bisa ramai kembali," kata Kepala Desa Plalangan, Ipin Hardianto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(LDS)