Surabaya: Angka kematian akibat terpapar covid-19 di Jawa Timur mencapai total 15.324 orang. Dari jumlah itu, 84 di antaranya merupakan anak-anak.
"Banyaknya klaster keluarga yang terpapar covid-19, tercatat ada 84 anak-anak meninggal," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Jatim, Andriyanto, dikonfirmasi, Jumat, 16 Juli 2021.
Dari 84 anak meninggal, sebanyak 43 anak berusia antara 0-5 tahun, dan 41 anak sisanya usia 6 hingga 18 tahun. Menurutnya, puluhan anak-anak itu terpapar covid-19 setelah tertular dari keluarganya.
"Biasanya penularannya berawal dari keluarga yang sudah lebih dahulu tertular, lalu menularkannya pada anggota keluarga lain, hingga akhirnya menular ke anak-anaknya," ujarnya.
Baca: 1,3 Juta Warga Sulsel Telah Divaksinasi Covid-19
Menurut Andri, ada beberapa faktor yang menyebabkan klaster keluarga menular semakin masif. Antara lain, karena orang tua membiarkan anak-anak bermain bersama tanpa disiplin protokol kesehatan (prokes).
"Kemudian dari orang tua kumpul-kumpul, sehingga tertular dari salah satu dari mereka. Karena, biasanya saat warga sudah berkumpul bisa dipastikan berkerumun, bahkan melepas masker," ujarnya.
Faktor lainnya, ketika keluarga melakukan liburan, piknik atau ke tempat publik yang ramai. Hal ini juga meningkatkan risiko klaster keluarga, dan berpotensi membawa virus saat kembali ke lingkungan rumah.
"Ini yang kebanyakan terjadi sekarang, coba kita lihat di lapangan sepeeti apa. Kebanyakan memang masyarakat abai terhadap prokes, kurang melindungi anak dan keluarganya," ujarnya.
Surabaya: Angka kematian akibat terpapar
covid-19 di Jawa Timur mencapai total 15.324 orang. Dari jumlah itu, 84 di antaranya merupakan anak-anak.
"Banyaknya klaster keluarga yang terpapar covid-19, tercatat ada 84 anak-anak meninggal," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Jatim, Andriyanto, dikonfirmasi, Jumat, 16 Juli 2021.
Dari 84 anak meninggal, sebanyak 43 anak berusia antara 0-5 tahun, dan 41 anak sisanya usia 6 hingga 18 tahun. Menurutnya, puluhan anak-anak itu terpapar covid-19 setelah tertular dari keluarganya.
"Biasanya penularannya berawal dari keluarga yang sudah lebih dahulu tertular, lalu menularkannya pada anggota keluarga lain, hingga akhirnya menular ke anak-anaknya," ujarnya.
Baca: 1,3 Juta Warga Sulsel Telah Divaksinasi Covid-19
Menurut Andri, ada beberapa faktor yang menyebabkan klaster keluarga menular semakin masif. Antara lain, karena orang tua membiarkan anak-anak bermain bersama tanpa disiplin protokol kesehatan (prokes).
"Kemudian dari orang tua kumpul-kumpul, sehingga tertular dari salah satu dari mereka. Karena, biasanya saat warga sudah berkumpul bisa dipastikan berkerumun, bahkan melepas masker," ujarnya.
Faktor lainnya, ketika keluarga melakukan liburan, piknik atau ke tempat publik yang ramai. Hal ini juga meningkatkan risiko klaster keluarga, dan berpotensi membawa virus saat kembali ke lingkungan rumah.
"Ini yang kebanyakan terjadi sekarang, coba kita lihat di lapangan sepeeti apa. Kebanyakan memang masyarakat abai terhadap prokes, kurang melindungi anak dan keluarganya," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)