Jepara: Umat Buddha di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, merayakan Waisak dengan sederhana. Sejumlah ritual dan kegiatan dilaksanakan dengan batasan. Seperti ibadah malam yang biasanya dilaksanakan semalam suntuk, kini hanya dilaksanakan tiga jam.
Salah satu umat Buddha di Desa Kunir Kecamatan Keling, Suwarni, mengatakan saat ini sebagian umat sudah mengawali prosesi peribadatan. Yaitu ritual adat yang dilaksanakan di rumah masing-masing. Kemudian dilanjutkan dengan ibadah bersama di vihara.
“Kami tetap melaksanakan ibadah, tapi sangat terbatas,” kata Suwarni, Selasa, 25 Mei 2021.
Baca: Tak Gelar Waisak, Candi Borobudur Hanya Dipakai Ibadah Rutin
Mengingat masih dalam masa pandemi covid-19, ibadah malam di vihara dilaksanakan hanya tiga jam. Yaitu mulai pukul 19.00 hingga 22.00 WIB. Biasanya, ibadah malam dilaksanakan semalam suntuk.
“Ini nanti ibadah (di vihara) hanya sampai jam 10 (22.00) saja,” kata Suwarni.
Selain mengurangi durasi ibadah, sejumlah ritual juga ditiadakan. Seperti prosesi arak-arakan, meditasi, pentas seni, dan baca mantra.
“Biasanya ada arak-arakan dari vihara satu menuju ke vihara yang satunya. Tapi sudah dua tahun ini tidak ada,” kata Suwarni.
Baca: Umat Buddha Jateng Rayakan Waisak lewat Live Streaming
Seperti diketahui, di Desa Kunir ada dua vihara. Jumlah seluruh umat Buddha di desa tersebut ada 314 orang.
Bupati Jepara, Dian Kristiandi, meminta protokol kesehatan (prokes) diterapkan dalam perayaan waisak. Seperti menyediakan tempat cuci tangan, memakai masker, dan mengatur jarak saat berada di dalam vihara.
“Saya kembali berpesan agar prokes harus terus dipakai. Jika diabaikan, saya khawatir pandemi ini akan terus berlanjut sehingga akan merubah tatanan kehidupan kita,” ujar Dian.
Jepara: Umat Buddha di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, merayakan
Waisak dengan sederhana. Sejumlah ritual dan kegiatan dilaksanakan dengan batasan. Seperti ibadah malam yang biasanya dilaksanakan semalam suntuk, kini hanya dilaksanakan tiga jam.
Salah satu umat Buddha di Desa Kunir Kecamatan Keling, Suwarni, mengatakan saat ini sebagian umat sudah mengawali prosesi peribadatan. Yaitu ritual adat yang dilaksanakan di rumah masing-masing. Kemudian dilanjutkan dengan ibadah bersama di vihara.
“Kami tetap melaksanakan ibadah, tapi sangat terbatas,” kata Suwarni, Selasa, 25 Mei 2021.
Baca: Tak Gelar Waisak, Candi Borobudur Hanya Dipakai Ibadah Rutin
Mengingat masih dalam masa pandemi covid-19, ibadah malam di vihara dilaksanakan hanya tiga jam. Yaitu mulai pukul 19.00 hingga 22.00 WIB. Biasanya, ibadah malam dilaksanakan semalam suntuk.
“Ini nanti ibadah (di vihara) hanya sampai jam 10 (22.00) saja,” kata Suwarni.
Selain mengurangi durasi ibadah, sejumlah ritual juga ditiadakan. Seperti prosesi arak-arakan, meditasi, pentas seni, dan baca mantra.
“Biasanya ada arak-arakan dari vihara satu menuju ke vihara yang satunya. Tapi sudah dua tahun ini tidak ada,” kata Suwarni.
Baca: Umat Buddha Jateng Rayakan Waisak lewat Live Streaming
Seperti diketahui, di Desa Kunir ada dua vihara. Jumlah seluruh umat Buddha di desa tersebut ada 314 orang.
Bupati Jepara, Dian Kristiandi, meminta protokol kesehatan (prokes) diterapkan dalam perayaan waisak. Seperti menyediakan tempat cuci tangan, memakai masker, dan mengatur jarak saat berada di dalam vihara.
“Saya kembali berpesan agar prokes harus terus dipakai. Jika diabaikan, saya khawatir pandemi ini akan terus berlanjut sehingga akan merubah tatanan kehidupan kita,” ujar Dian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)