Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (kiri) meninjau wilayah terdampak gempa bumi tektonik berkekuatan 6,2 magnitudo di Desa Sukawangi, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin, 29 April 2024. Antara/HO-BMKG
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (kiri) meninjau wilayah terdampak gempa bumi tektonik berkekuatan 6,2 magnitudo di Desa Sukawangi, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin, 29 April 2024. Antara/HO-BMKG

Kepala BMKG ungkap Ada Retakan di Lereng Pascagempa di Garut

Antara • 30 April 2024 17:16
Garut: Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkap ada retakan-retakan lereng di Desa Sukawangi, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, yang muncul pascagempa bumi mengguncang perairan selatan Jawa Barat pada 27 April 2024.
 
"Ada gejala lereng lengkung curam yang merupakan tanda-tanda di masa lalu pernah terjadi longsor atau runtuhan batuan bisa diakibatkan gempa bumi maupun hujan, atau gempa yang disusul dengan hujan," kata Dwikorita dalam keterangan pers, Selasa, 30 April 2024.
 
Baca: Penduduk Jawa Barat Diminta Adaptif dan Proaktif Memitigasi Gempa
 
Pada 29 April 2024 Dwikorita meninjau desa terdampak gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo di Kabupaten Garut. Desa Sukawangi yang berada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut mengalami retakan.
 
BMKG bergerak cepat melacak kemungkinan adanya gejala baru yang mengindikasikan potensi longsor. Meskipun saat ini belum ditemukan tanda-tanda baru, kata dia, namun potensi retakan yang masih bergerak memperlihatkan situasi belum sepenuhnya aman.
 
"Langkah-langkah mitigasi yang tepat perlu diambil," jelas Dwikorita.
 
Dia menekankan pentingnya kewaspadaan bagi masyarakat, terutama saat terjadi hujan. Warga yang tinggal di dekat lereng diminta untuk mengungsi sementara saat hujan deras terjadi untuk menghindari potensi bahaya longsor.
 
Berbagai upaya itu dilakukan untuk memastikan keselamatan warga dan mencegah terjadinya korban jiwa atau kerugian material.
 
“Kami sampaikan juga ke camat dan BPBD, kalau hujannya sedang hingga lebat dimohon untuk warga yang tinggal di dekat lereng untuk menyingkir sementara atau mengungsi. Setelah hujan reda dan diperiksa tidak ada gejala longsor, maka bisa kembali lagi,” ungkap Dwikorita.
 
Dia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan menghindari bangunan yang sudah mengalami kerusakan.
 
Informasi hasil pengecekan dan rekomendasi mitigasi telah disampaikan kepada pihak terkait seperti camat, lurah, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut.
 
Selanjutnya BMKG akan melakukan langkah lanjutan sesuai dengan arahan dan koordinasi dengan pihak terkait guna memastikan keselamatan dan kesiapan dalam menghadapi potensi bencana pasca gempa di wilayah tersebut.
 
"Semua pihak diharapkan untuk tetap waspada dan mengikuti petunjuk yang telah diberikan untuk mengurangi risiko terhadap potensi bencana," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan