medcom.id, Riau: Kericuhan antara mahasiswa Fisipol dan fakultas Teknik Universitas Riau pada Kamis 5 Okrober 2017 malam disayangkan sejumlah pihak. Bentrok yang melibatkan ratusan mahasiswa itu telah mencoreng dunia pendidikan Riau.
Pengamat Pendidikan Provinsi Riau, Soemardi Taher, mengaku malu atas peristiwa yang menimbulkan sembilan korban luka-luka dan fasilitas umum rusak.
"Kejadian ini memalukan dan mencoreng Riau. Bentrok justru terjadi di perguruan tinggi tempat pendidikan dan rujukan untuk semua kebaikan, bukan adu jotos," kata Soemardi Taher yang juga sesepuh pendidikan di Riau kepada Antara di Pekanbaru, Jumat 6 Oktober 2017.
Dia merasa malu melihat penerus bangsa di Riau saat ini, perguruan tinggi seperti UNRI seharusnya menjadi sumber karya dan ilmu serta pemikiran jernih bagi kemajuan anak muda. "Tawuran ini memalukan, " ujarnya berkali-kali.
Baca: 39 Persen Mahasiswa Terpapar Radikalisme
Ia mengakui permasalah ini bukan hanya dikalangan mahasiswa tetapi juga dosen sehingga menjadikan egosentris per fakultas.
"Masalahnya dosen dan mahasiswa saat ini adalah orang yang sudah tidak mau berfikir lagi dengan jernih. Pokoknya diselesaikan semua dengan kekerasan, " ujarnya kecewa.
Dia berharap generasi muda mengubah pola fikir. Jangan hanya mau menang sendiri dan egosentris, tetapi mengedepankan upaya damai.
"Kita berusaha membuat kampung kita Melayu yang katanya budayanya lembut, ramah, sopan dan sebagainya menjadi contoh bagi bangsa," katanya.
Soemardi meminta kasus ini diselidiki sampai tuntas akar permasalahannya sehingga bisa dicarikan solusi penyelesaian dan tidak terulang.
"Harus tahu akar dan penyebabnya, lalu dicarikan obat dan solusinya agar tidak terulang lagi, malu kita," pungkasnya.
Ratusan mahasiswa Fisip dan Fakultas Teknik Universitas Riau terlibat bentrokan setelah kegiatan wisuda. Bentrokan diduga akibat selisih paham antara Fakultas Fisip dan Teknik setelah wisuda, Kamis pagi.
Baca: 4,5 Juta Mahasiswa Bakal Ikut Aksi Melawan Radikalisme
Mahasiswa Teknik konvoi setelah wisuda dan mahasiswa Fisip merasa konvoi itu mengganggu perayaan kelulusan tersebut.
Bentrokan ini membuat sembilan mahasiswa terluka akibat lemparan batu dan benda tajam. Mereka dilarikan ke Rumah Sakit Universitas Riau untuk mendapat perawatan.
Berdasarkan pantauan Antara, hingga Jumat dini hari masih ada beberapa mahasiswa membawa kayu dan benda keras lainnya di halaman Gedung Fisip. Terlihat pula puluhan personel Sabhara mengamankan lokasi.
"Kita terus berupaya melakukan mediasi dan berusaha meminta massa membubarkan diri," kata Wakapolresta Pekanbaru, AKBP Edy Sumardi kepada Antara.
Namun, mediasi yang melibatkan rektorat, dekan Fakultas Fisip dan Teknik tersebut cukup alot hingga tengah malam.
medcom.id, Riau: Kericuhan antara mahasiswa Fisipol dan fakultas Teknik Universitas Riau pada Kamis 5 Okrober 2017 malam disayangkan sejumlah pihak. Bentrok yang melibatkan ratusan mahasiswa itu telah mencoreng dunia pendidikan Riau.
Pengamat Pendidikan Provinsi Riau, Soemardi Taher, mengaku malu atas peristiwa yang menimbulkan sembilan korban luka-luka dan fasilitas umum rusak.
"Kejadian ini memalukan dan mencoreng Riau. Bentrok justru terjadi di perguruan tinggi tempat pendidikan dan rujukan untuk semua kebaikan, bukan adu jotos," kata Soemardi Taher yang juga sesepuh pendidikan di Riau kepada
Antara di Pekanbaru, Jumat 6 Oktober 2017.
Dia merasa malu melihat penerus bangsa di Riau saat ini, perguruan tinggi seperti UNRI seharusnya menjadi sumber karya dan ilmu serta pemikiran jernih bagi kemajuan anak muda. "Tawuran ini memalukan, " ujarnya berkali-kali.
Baca:
39 Persen Mahasiswa Terpapar Radikalisme
Ia mengakui permasalah ini bukan hanya dikalangan mahasiswa tetapi juga dosen sehingga menjadikan egosentris per fakultas.
"Masalahnya dosen dan mahasiswa saat ini adalah orang yang sudah tidak mau berfikir lagi dengan jernih. Pokoknya diselesaikan semua dengan kekerasan, " ujarnya kecewa.
Dia berharap generasi muda mengubah pola fikir. Jangan hanya mau menang sendiri dan egosentris, tetapi mengedepankan upaya damai.
"Kita berusaha membuat kampung kita Melayu yang katanya budayanya lembut, ramah, sopan dan sebagainya menjadi contoh bagi bangsa," katanya.
Soemardi meminta kasus ini diselidiki sampai tuntas akar permasalahannya sehingga bisa dicarikan solusi penyelesaian dan tidak terulang.
"Harus tahu akar dan penyebabnya, lalu dicarikan obat dan solusinya agar tidak terulang lagi, malu kita," pungkasnya.
Ratusan mahasiswa Fisip dan Fakultas Teknik Universitas Riau terlibat bentrokan setelah kegiatan wisuda. Bentrokan diduga akibat selisih paham antara Fakultas Fisip dan Teknik setelah wisuda, Kamis pagi.
Baca:
4,5 Juta Mahasiswa Bakal Ikut Aksi Melawan Radikalisme
Mahasiswa Teknik konvoi setelah wisuda dan mahasiswa Fisip merasa konvoi itu mengganggu perayaan kelulusan tersebut.
Bentrokan ini membuat sembilan mahasiswa terluka akibat lemparan batu dan benda tajam. Mereka dilarikan ke Rumah Sakit Universitas Riau untuk mendapat perawatan.
Berdasarkan pantauan
Antara, hingga Jumat dini hari masih ada beberapa mahasiswa membawa kayu dan benda keras lainnya di halaman Gedung Fisip. Terlihat pula puluhan personel Sabhara mengamankan lokasi.
"Kita terus berupaya melakukan mediasi dan berusaha meminta massa membubarkan diri," kata Wakapolresta Pekanbaru, AKBP Edy Sumardi kepada Antara.
Namun, mediasi yang melibatkan rektorat, dekan Fakultas Fisip dan Teknik tersebut cukup alot hingga tengah malam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)