Surabaya: Wakil Presiden Indonesia, Ma'ruf Amin, mendorong Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) memberikan kuota Dewan Keamanan bagi negara berkembang, termasuk Indonesia. Dengan demikian negara tersebut bisa mendapatkan hak veto.
"Makanya hak kesetaraan antar anggota harus diperkuat, dengan PBB menambah respresentasi sebagai anggota tetap dewan keamanan, yang mempunyai hak veto dari negara berkembang itu," kata Ma'ruf di sela membuka Muktamar Internasional 1 Abad NU di Surabaya, Senin, 6 Februari 2023.
Ma'ruf menilai tidak kuatnya kesetaraan anggota PBB ikut membuat negara-negara berkembang terdampak. Terutama saat terjadi konflik antar negara seperti di Ukraina dan Israel di Palestina.
"Maka itu kesetaraan anggota penting untuk diperkuat. Seperti pendudukan Israel di Palestina, serangan multinasional ke Irak. Perang Rusia-Ukrania yang kemudian berdampak secara global," jelasnya.
Ma'ruf juga mendorong agar forum-forum internasional disemarakkan sehingga pembahasan global dan kepedulian antarbangsa lebih intens.
"Diperbanyak forum-forum internasional yang memberi pengaruh kuat terhadap PBB," ungkapnya.
Sementara Ketua Pelaksana Peringatan Hari Lahir (Harlah) 1 Abad NU, Zannuba Arifah Chafsoah alias Yenny Wahid menegaskan kalau dunia sudah berubah. Semua tidak hanya berpusat ke Amerika Serikat, tapi ada kekuatan baru.
"Banyak poros baru, kekuatan baru. China naik, ada Rusia, ada Amerika, Timur Tengah berperan. Indonesia pun ditunggu perannya," katanya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Surabaya: Wakil Presiden Indonesia,
Ma'ruf Amin, mendorong Persatuan Bangsa-Bangsa (
PBB) memberikan kuota Dewan Keamanan bagi
negara berkembang, termasuk Indonesia. Dengan demikian negara tersebut bisa mendapatkan hak veto.
"Makanya hak kesetaraan antar anggota harus diperkuat, dengan PBB menambah respresentasi sebagai anggota tetap dewan keamanan, yang mempunyai hak veto dari negara berkembang itu," kata Ma'ruf di sela membuka Muktamar Internasional 1 Abad NU di Surabaya, Senin, 6 Februari 2023.
Ma'ruf menilai tidak kuatnya kesetaraan anggota PBB ikut membuat negara-negara berkembang terdampak. Terutama saat terjadi konflik antar negara seperti di Ukraina dan Israel di Palestina.
"Maka itu kesetaraan anggota penting untuk diperkuat. Seperti pendudukan Israel di Palestina, serangan multinasional ke Irak. Perang Rusia-Ukrania yang kemudian berdampak secara global," jelasnya.
Ma'ruf juga mendorong agar forum-forum internasional disemarakkan sehingga pembahasan global dan kepedulian antarbangsa lebih intens.
"Diperbanyak forum-forum internasional yang memberi pengaruh kuat terhadap PBB," ungkapnya.
Sementara Ketua Pelaksana Peringatan Hari Lahir (Harlah) 1 Abad NU, Zannuba Arifah Chafsoah alias Yenny Wahid menegaskan kalau dunia sudah berubah. Semua tidak hanya berpusat ke Amerika Serikat, tapi ada kekuatan baru.
"Banyak poros baru, kekuatan baru. China naik, ada Rusia, ada Amerika, Timur Tengah berperan. Indonesia pun ditunggu perannya," katanya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)