Ilustrasi. FOTO: RBS
Ilustrasi. FOTO: RBS

Dunia Harus Bersatu Padu Kurangi Ancaman Resesi

Fetry Wuryasti • 11 Januari 2023 14:09
Jakarta: Di tengah situasi dan kondisi yang penuh dengan ketidakpastian, Bank Dunia kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk sebagian besar negara. Mereka juga memberikan peringatan akan adanya ketidakpastian baru yang dapat merugikan perekonomian global dan dapat menyebabkan adanya resesi.
 
Bank Dunia memangkas pertumbuhan ekonomi global menjadi kemungkinan akan tumbuh 1,7 persen pada 2023. Ini akan membuat pertumbuhan ekonomi dengan kinerja terburuk setidaknya dalam kurun waktu tiga dekade terakhir, yang sebelumnya mengalami kontraksi pada 2009 dan 2020.
 
"Saat ini kalau kita perhatikan, alasan utama Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi adalah inflasi dan kenaikan tingkat suku bunga yang lebih tinggi, termasuk invasi Rusia terhadap Ukraina serta penurunan investasi," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Indonesia Maximilianus Nico Demus, Rabu, 11 Januari 2023.

Sisi positifnya, pertumbuhan ekonomi di pasar negara berkembang pada tahun ini akan tumbuh sekitar enam persen. Perlambatan ekonomi dari Amerika Serikat, Tiongkok, dan Uni Eropa akan memberikan tekanan yang lebih besar terhadap negara-negara yang kurang kaya. Sebab pinjaman terhadap negara-negara yang kurang kaya akan berkurang.
 
Kombinasi pertumbuhan yang lambat, pengetatan kondisi keuangan, dan utang yang berat akan membuat nilai investasi menjadi melemah dan memicu gagal bayar perusahaan ke depannya.
 
Oleh karena itu saat ini diperlukan tindakan global yang cepat guna mengurangi potensi risiko resesi secara global dan kesulitan utang di masa yang akan datang.
 
Berdasarkan proyeksi Bank Dunia, pertumbuhan AS akan turun dari sebelumnya 1,9 persen menjadi 0,5 persen. Wilayah Eropa turun dari sebelumnya 3,3 persen menjadi nol persen, Brasil diperkirakan akan turun dari sebelumnya tiga persen menjadi 0,8 persen, dan Jepang turun dari sebelumnya 1,2 persen menjadi satu persen.
 
Sedangkan, pertumbuhan ekonomi Tiongkok akan naik dari sebelumnya 2,7 persen menjadi 4,3 persen. Rusia juga akan membaik dari sebelumnya negatif 3,5 persen menjadi negatif 3,3 persen.
 
Baca juga: Prospek Redup, Bank Dunia Pangkas Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 1,7% di 2023

 
Negara fokus gelontorkan fiskal ke kelompok rentan
 
Proyeksi pertumbuhan ekonomi yang mengalami penurunan ini akan menjadi tantangan besar 2023, yang menyebabkan ruang kebijakan akan menjadi jauh lebih terbatas akibat inflasi dan kenaikan tingkat suku bunga.
 
"Oleh karena itu, penting bagi pembuat kebijakan di setiap negara untuk dapat memastikan ada dukungan fiskal yang fokus pada negara-negara atau kelompok rentan," kata Nico.
 
Ekspektasi inflasi juga harus tetap terjaga dengan baik ditambah dengan sistem keuangan yang tangguh. Bank Dunia Bank menyuarakan untuk adanya peningkatan besar dalam hal investasi untuk negara-negara berkembang, termasuk pembiayaan baru dari komunitas internasional.
 
Bank Dunia berharap, meski dunia saat ini sedang berada dalam posisi yang ketat, namun bukan berarti mengalami kekalahan.
 
"Maka harus ada reformasi signifikan untuk memperkuat supremasi hukum, meningkatkan prospek, serta membangun ekonomi yang lebih kuat dengan sektor swasta yang lebih kuat dan memberikan peluang yang lebih baik bagi masyarakat untuk tumbuh," kata Nico.
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan