Antisipasi Kemarau, Warga Kulon Progo Diimbau Hemat Air
Antara • 01 Agustus 2023 20:12
DIY: Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengimbau masyarakat khususnya di kawasan Bukit Menoreh untuk menghemat air bersih guna mengantisipasi krisis air. Hal ini dikarenakan puncak kemarau terjadi pada Agustus-September 2023.
Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo Joko Satya Agus Nahrowi mengatakan wilayah terdampak kekeringan sebagai dampak El Nino belum begitu terlihat di Kulon Progo.
"Namun demikian, kami tetap mengimbau kepada masyarakat untuk tetap berhemat air dan mengantisipasi bahaya kebakaran," kata Joko Satya, Selasa, 1 Agustus 2023.
Ia mengatakan BPBD Kulon Progo berusaha melayani masyarakat yang memerlukan air bersih melalui APBD. Kalau sudah masif, kata dia, maka menggunakan tanggap darurat dengan dana Biaya Tidak Terduga (BTT).
"Kami melalukan koordinasi dengan DPUPKP (Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Pemukiman) Kulon Progo terkait pengembangan jaringan air bersih. Hal ini untuk mengantisipasi kekurangan air bersih," ucap dia.
Joko mengatakan saat ini baru tiga lokasi yang didistribusikan air bersih, yakni SD Jatiroto, masyarakat Kalipetir Lor Desa Margosari, dan Ngargosari di lokasi TMMD (TNI Manunggal Membangun Desa).
"Jumlah permintaan air bersih dari masyarakat memang tidak banyak. Selain ada wilayah tertentu yang hujan, Pemkab Kulon Progo membangun PAM desa dan PAMSIMAS," katanya.
Lebih lanjut, Joko Satya mengatakan pada 2023 Pemkab Kulon Progo menyiapkan anggaran biaya tidak terduga penanganan potensi bencana El Nino atau kemarau panjang sebesar Rp7 miliar.
Anggaran biaya tidak terduga ini digunakan secara keseluruhan baik untuk distribusi air bersih dan kegiatan penanganan kebencanaan lainnya selama 2023.
"Anggaran secara spesifik untuk penanganan potensi bencana El Nino tidak ada. Namun pada 2023 ini Pemkab Kulon Progo menyiapkan BTT sebesar Rp7 miliar," kata Joko Satyo.
DIY: Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengimbau masyarakat khususnya di kawasan Bukit Menoreh untuk menghemat air bersih guna mengantisipasi krisis air. Hal ini dikarenakan puncak kemarau terjadi pada Agustus-September 2023.
Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo Joko Satya Agus Nahrowi mengatakan wilayah terdampak kekeringan sebagai dampak El Nino belum begitu terlihat di Kulon Progo.
"Namun demikian, kami tetap mengimbau kepada masyarakat untuk tetap berhemat air dan mengantisipasi bahaya kebakaran," kata Joko Satya, Selasa, 1 Agustus 2023.
Ia mengatakan BPBD Kulon Progo berusaha melayani masyarakat yang memerlukan air bersih melalui APBD. Kalau sudah masif, kata dia, maka menggunakan tanggap darurat dengan dana Biaya Tidak Terduga (BTT).
"Kami melalukan koordinasi dengan DPUPKP (Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Pemukiman) Kulon Progo terkait pengembangan jaringan air bersih. Hal ini untuk mengantisipasi kekurangan air bersih," ucap dia.
Joko mengatakan saat ini baru tiga lokasi yang didistribusikan air bersih, yakni SD Jatiroto, masyarakat Kalipetir Lor Desa Margosari, dan Ngargosari di lokasi TMMD (TNI Manunggal Membangun Desa).
"Jumlah permintaan air bersih dari masyarakat memang tidak banyak. Selain ada wilayah tertentu yang hujan, Pemkab Kulon Progo membangun PAM desa dan PAMSIMAS," katanya.
Lebih lanjut, Joko Satya mengatakan pada 2023 Pemkab Kulon Progo menyiapkan anggaran biaya tidak terduga penanganan potensi bencana El Nino atau kemarau panjang sebesar Rp7 miliar.
Anggaran biaya tidak terduga ini digunakan secara keseluruhan baik untuk distribusi air bersih dan kegiatan penanganan kebencanaan lainnya selama 2023.
"Anggaran secara spesifik untuk penanganan potensi bencana El Nino tidak ada. Namun pada 2023 ini Pemkab Kulon Progo menyiapkan BTT sebesar Rp7 miliar," kata Joko Satyo. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)