Blora: Pencemaran Sungai Bengawan Solo, Jawa Tengah, kian parah. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Blora terpaksa menghentikan produksi dan pasokan air bersih 1.200 pelanggan karena kesulitan memproses penjernihan air yang berwarna hitam dan beraroma tidak sedap.
"Kita sudah melakukan berbagai upaya untuk menormalisasi air, tetapi karena pencemaran cukup parah sehingga sulit dilakukan," kata Direktur PDAM Blora Yan Ria Pramono, Sabtu, 11 September 2021.
Dari total 2.700 pelanggan PDAM Blora, ada 1.200 pelanggan yang tidak bisa dilayani tersebar di lima kecamatan, yakni Cepu, Sambong, Jeken, Jepon, dan Blora Kota.
"Itu juga terjadi di daerah lain sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo," imbuhnya.
Baca juga: Susur Sungai, Gubernur Kalteng Pantau Korban Banjir di Pedalaman Katingan
Bupati Blora Arief Rohman mengatakan pencemaran di Sungai Bengawan Solo tersebut sudah cukup berat dan menjadikan ribuan warga kesulitan air bersih.
"Saya mohon Gubernur Jawa Tengah dapat membantu menertibkan pencemaran dan perusahaan yang melakukan pencemaran itu," ucap Arief Rohman.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebelumnya mengungkapkan kejengkelannya terhadap pencemaran yang kembali terjadi di Sungai Bengawan Solo tersebut. Ia telah meminta aparat memeriksa pelaku pencemaran Bengawan Solo.
"Ini sudah keterlaluan sekali. Tidak hanya di Blora, di Solo juga terjadi," ujar dia.
Pencemaran terjadi di Bengawan Solo diduga ribuan liter limbah ciu dibuang ke Sungai Bengawan Solo. Untuk mengusutnya, lanjut Ganjar, Pemprov Jawa Tengah telah melaporkan ke kepolisian sekaligus berkoordinasi dalam menuntaskan kasus tersebut. Diduga ada puluhan perusahaan di tepi Bengawan Solo yang membuang limbah di sungai.
Baca juga: Bengawan Solo Tercemar Limbah, PDAM Hentikan Pengolahan Air
Tim khusus dari Pemprov Jateng sudah diturunkan untuk melakukan pengecekan dan observasi terkait dengan air Sungai Bengawan Solo yang berwarna keruh.
Observasi itu dilakukan setelah PDAM Solo menghentikan pengolahan air di Pos Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, karena air sungai terindikasi tercemar limbah miras berupa ciu pada Selasa, 7 September 2021.
Kasus pencemaran limbah ciu di aliran Sungai Bengawan Solo sempat terjadi pada 2019. Saat itu diketahui bahwa pencemaran bersumber dari limbah industri pengolahan ciu di sekitar hulu sungai.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyatakan, penanganan pencemaran Sungai Bengawan Solo perlu partisipasi dari kabupaten lain. Alasannya aliran Bengawan Solo tidak hanya di Kota Solo, tetapi juga kabupaten lain.
Blora: Pencemaran Sungai Bengawan Solo, Jawa Tengah, kian parah.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Blora terpaksa menghentikan produksi dan pasokan air bersih 1.200 pelanggan karena kesulitan memproses penjernihan air yang berwarna hitam dan beraroma tidak sedap.
"Kita sudah melakukan berbagai upaya untuk menormalisasi air, tetapi karena pencemaran cukup parah sehingga sulit dilakukan," kata Direktur PDAM Blora Yan Ria Pramono, Sabtu, 11 September 2021.
Dari total 2.700 pelanggan PDAM Blora, ada 1.200 pelanggan yang tidak bisa dilayani tersebar di lima kecamatan, yakni Cepu, Sambong, Jeken, Jepon, dan Blora Kota.
"Itu juga terjadi di daerah lain sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo," imbuhnya.
Baca juga:
Susur Sungai, Gubernur Kalteng Pantau Korban Banjir di Pedalaman Katingan
Bupati Blora Arief Rohman mengatakan pencemaran di Sungai Bengawan Solo tersebut sudah cukup berat dan menjadikan ribuan warga kesulitan air bersih.
"Saya mohon Gubernur Jawa Tengah dapat membantu menertibkan pencemaran dan perusahaan yang melakukan pencemaran itu," ucap Arief Rohman.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebelumnya mengungkapkan kejengkelannya terhadap pencemaran yang kembali terjadi di Sungai Bengawan Solo tersebut. Ia telah meminta aparat memeriksa pelaku pencemaran Bengawan Solo.
"Ini sudah keterlaluan sekali. Tidak hanya di Blora, di Solo juga terjadi," ujar dia.
Pencemaran terjadi di Bengawan Solo diduga ribuan liter limbah ciu dibuang ke Sungai Bengawan Solo. Untuk mengusutnya, lanjut Ganjar, Pemprov Jawa Tengah telah melaporkan ke kepolisian sekaligus berkoordinasi dalam menuntaskan kasus tersebut. Diduga ada puluhan perusahaan di tepi Bengawan Solo yang membuang limbah di sungai.
Baca juga:
Bengawan Solo Tercemar Limbah, PDAM Hentikan Pengolahan Air
Tim khusus dari Pemprov Jateng sudah diturunkan untuk melakukan pengecekan dan observasi terkait dengan air Sungai Bengawan Solo yang berwarna keruh.
Observasi itu dilakukan setelah PDAM Solo menghentikan pengolahan air di Pos Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, karena air sungai terindikasi tercemar limbah miras berupa ciu pada Selasa, 7 September 2021.
Kasus pencemaran limbah ciu di aliran Sungai Bengawan Solo sempat terjadi pada 2019. Saat itu diketahui bahwa pencemaran bersumber dari limbah industri pengolahan ciu di sekitar hulu sungai.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyatakan, penanganan pencemaran Sungai Bengawan Solo perlu partisipasi dari kabupaten lain. Alasannya aliran Bengawan Solo tidak hanya di Kota Solo, tetapi juga kabupaten lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)