Cirebon: Ratusan hektare tambak garam di Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, gagal panen. Hal tersebut akibat dampak banjir rob.
"Harusnya, bulan agustus ini panen raya garam," kata salah satu petani garam, Ismail Marzuki, (35), Kamis, 25 Agustus 2022.
Harapan para petani garam sirna karena banjir rob kerap merendam tambak garam mereka. Ismail menyebut kondisi ini sudah terjadi selama tiga tahun lamanya.
Ismail mengatakan musim kemarau tahun ini merupakan kondisi terparah yang dialami para petani garam dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sejak tahun 2020, garam yang bisa ia panen, terus mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Ismail memiliki lahan seluas 7.500 meter persegi. Dengan luas seperti itu, Ismail bisa memanen garam sebanyak 7 ton pada tahun 2020.
"Sedangkan pada tahun 2021 hanya bisa menghasilkan 5 ton. Sedangkan tahun ini, tidak bisa menghasilkan sama sekali," ucap dia.
Pada tahun 2019, ia menghasilkan garam sebanyak 85 ton. Keluhan juga disampaikan petani garam lainnya, yaitu Tohari.
Bahkan, Tohari memilih untuk meninggalkan tambak garamnya, karena sudah beberapa kali gagal panen. Menurut Tohari, dirinya sudah berupaya untuk bisa sampai memanen garam. Ia juga mengaku sudah membuat tanggul penahan banjir rob, namun tetap saja bisa diterjang banjir.
"Daripada buang waktu, biaya dan tenaga, saya milih tidak melanjutkan," kata Tohari.
Cirebon: Ratusan hektare
tambak garam di Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, gagal panen. Hal tersebut akibat dampak
banjir rob.
"Harusnya, bulan agustus ini panen raya garam," kata salah satu petani garam, Ismail Marzuki, (35), Kamis, 25 Agustus 2022.
Harapan para petani garam sirna karena banjir rob kerap merendam tambak garam mereka. Ismail menyebut kondisi ini sudah terjadi selama tiga tahun lamanya.
Ismail mengatakan musim kemarau tahun ini merupakan kondisi terparah yang dialami para petani garam dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sejak tahun 2020, garam yang bisa ia panen, terus mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Ismail memiliki lahan seluas 7.500 meter persegi. Dengan luas seperti itu, Ismail bisa memanen garam sebanyak 7 ton pada tahun 2020.
"Sedangkan pada tahun 2021 hanya bisa menghasilkan 5 ton. Sedangkan tahun ini, tidak bisa menghasilkan sama sekali," ucap dia.
Pada tahun 2019, ia menghasilkan garam sebanyak 85 ton. Keluhan juga disampaikan petani garam lainnya, yaitu Tohari.
Bahkan, Tohari memilih untuk meninggalkan tambak garamnya, karena sudah beberapa kali gagal panen. Menurut Tohari, dirinya sudah berupaya untuk bisa sampai memanen garam. Ia juga mengaku sudah membuat tanggul penahan banjir rob, namun tetap saja bisa diterjang banjir.
"Daripada buang waktu, biaya dan tenaga, saya milih tidak melanjutkan," kata Tohari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)