Manggarai: Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sti Nenotek mengatakan Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan wilayah dengan status waspada terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Wilayah Manggarai Barat berwarna merah, artinya waspada terhadap kebakaran hutan dan lahan karena kondisi yang kering dan disertai angin kencang," kata Sti, Selasa, 23 Agustus 2022.
Dalam Peringatan Kebakaran Hutan dan Lahan per 22 Agustus yang dikeluarkan BMKG, sebagian besar wilayah NTT termasuk Manggarai Barat berada pada tingkat mudah terbakar. Lapisan atas permukaan tanah di kawasan itu berwarna merah.
"Warna merah menunjukkan bahwa alang-alang dan dedaunan yang biasanya menutupi lantai hutan dalam kondisi sangat kering dan sangat mudah terbakar," jelasnya.
Atas kondisi mudah terbakar itulah Sti mengingatkan warga untuk mewaspadai potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Dia terus mengingatkan warga untuk tidak melakukan aktivitas yang berpotensi menimbulkan kebakaran hutan dan lahan.
Sedangkan bagi para petani, Sti mengingatkan agar tidak membersihkan lahan atau membuka lahan baru dengan cara membakar karena akan mengakibatkan kebakaran yang meluas. Apalagi, kebakaran lahan baru saja terjadi pada beberapa titik di Labuan Bajo, Senin malam, 22 Agustus 2022.
Kebakaran di salah satu spot foto di Labuan Bajo, yakni Bukit Sylvia terjadi pada pukul 18.38 Wita. Meski api berhasil dipadamkan, muncul titik baru di bukit bagian atas Hotel Ayana Labuan Bajo.
Para petugas pemadam kebakaran dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dibantu TNI, Polri, dan pegawai hotel bekerja sama menghentikan sebaran api. Proses pemadaman api di titik itu dimulai pukul 22.15 Wita hingga Selasa dini hari.
Sti menjelaskan potensi kebakaran hutan dan lahan ini terjadi selama musim kemarau dan akan berakhir pada saat memasuki musim hujan. Namun, musim hujan di Manggarai Barat tidak bersamaan antara satu wilayah dan wilayah lainnya.
Dia menyebut wilayah di dataran tinggi seperti Kecamatan Ndoso, Kuwus, Kuwus Barat, Pacar, dan Welak akan memasuki musim hujan lebih dahulu pada akhir Oktober 2022.
Sedangkan wilayah dataran rendah seperti Kecamatan Macang Pacar, Boleng, Komodo, Lembor, dan Lembor Selatan akan memasuki musim hujan terlambat, yakni di akhir November dan atau awal Desember.
Manggarai: Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG) Sti Nenotek mengatakan Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan wilayah dengan status waspada terhadap
kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Wilayah Manggarai Barat berwarna merah, artinya waspada terhadap kebakaran hutan dan lahan karena kondisi yang kering dan disertai angin kencang," kata Sti, Selasa, 23 Agustus 2022.
Dalam Peringatan Kebakaran Hutan dan Lahan per 22 Agustus yang dikeluarkan BMKG, sebagian besar wilayah NTT termasuk Manggarai Barat berada pada tingkat mudah terbakar. Lapisan atas permukaan tanah di kawasan itu berwarna merah.
"Warna merah menunjukkan bahwa alang-alang dan dedaunan yang biasanya menutupi lantai hutan dalam kondisi sangat kering dan sangat mudah terbakar," jelasnya.
Atas kondisi mudah terbakar itulah Sti mengingatkan warga untuk mewaspadai potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Dia terus mengingatkan warga untuk tidak melakukan aktivitas yang berpotensi menimbulkan kebakaran hutan dan
lahan.
Sedangkan bagi para petani, Sti mengingatkan agar tidak membersihkan lahan atau membuka lahan baru dengan cara membakar karena akan mengakibatkan kebakaran yang meluas. Apalagi, kebakaran lahan baru saja terjadi pada beberapa titik di Labuan Bajo, Senin malam, 22 Agustus 2022.
Kebakaran di salah satu spot foto di Labuan Bajo, yakni Bukit Sylvia terjadi pada pukul 18.38 Wita. Meski api berhasil dipadamkan, muncul titik baru di bukit bagian atas Hotel Ayana Labuan Bajo.
Para petugas pemadam kebakaran dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dibantu TNI, Polri, dan pegawai hotel bekerja sama menghentikan sebaran api. Proses pemadaman api di titik itu dimulai pukul 22.15 Wita hingga Selasa dini hari.
Sti menjelaskan potensi kebakaran hutan dan lahan ini terjadi selama musim kemarau dan akan berakhir pada saat memasuki musim hujan. Namun, musim hujan di Manggarai Barat tidak bersamaan antara satu wilayah dan wilayah lainnya.
Dia menyebut wilayah di dataran tinggi seperti Kecamatan Ndoso, Kuwus, Kuwus Barat, Pacar, dan Welak akan memasuki musim hujan lebih dahulu pada akhir Oktober 2022.
Sedangkan wilayah dataran rendah seperti Kecamatan Macang Pacar, Boleng, Komodo, Lembor, dan Lembor Selatan akan memasuki musim hujan terlambat, yakni di akhir November dan atau awal Desember.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)