Malang: Para suporte Arema FC, Aremania, sakit hati dengan pernyataan Polri yang menyebut gas air mata bukan penyebab tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022. Pada tragedi itu sebanyak 132 orang meninggal dunia.
“Dibayangkan saja, saudara-saudara kami khawatir, panik saling ingin menyelamatkan diri. Masih dalam kondisi di lorong juga ditembakkan gas air mata. Dalam keadaan perih, sesak napas. Apakah itu tidak menjadikan penyebab kematiannya juga?" kata perwakilan Aremania, Raffi Ultras, di Posko Gabungan Aremania, Gedung KNPI Kota Malang, Rabu 12 Oktober 2022.
Raffi menganalogikan jika setiap orang berada di dalam ruang tertutup, lalu ditembakkan dengan gas air mata, maka orang itu bakal mati perlahan.
“Dalam ruangan tertutup, diberikan gas air mata, tanpa ada ruang untuk bergerak pastinya mati juga,” keluhnya.
Sementara itu, perwakilan Aremania lainnya, Dadang Holopes, mengatakan sudah ada 80 orang yang melapor ke Posko Gabungan Aremania. Puluhan orang tersebut merupakan korban tragedi Stadion Kanjuruhan.
Rata-rata, korban mengeluhkan sesak nafas, dada sakit, dan tenggorokan yang masih terasa perih. Oleh karena itu, tim Posko Gabungan Aremania bakal berkolaborasi dengan BPBD Kota Malang untuk memberikan trauma healing kepada korban.
“Ada beberapa yang masih trauma, juga ada keluarga korban yang tetangganya melaporkan ke kita untuk trauma healing, sudah kita sampaikan ke rekan-rekan tim trauma healing. Kita juga bekerja sama dengan BPBD. Ini juga sudah kita update, kita sinkronkan,” kata Dadang.
Sebelumnya, Mabes Polri menegaskan korban tewas dan luka dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, bukan karena gas air mata. Hal itu diketahui dari analisis dokter baik spesialis penyakit dalam, paru, THT (infeksi telinga), dan mata.
"Tidak satu pun yang menyebutkan bahwa penyebab kematian adalah gas air mata, tapi penyebab kematian adalah kekurangan oksigen, karena apa? terjadi berdesak-desakan, terinjak-injak, bertumpuk-tumpukan mengakibatkan kekurangan oksigen pada Pintu 13, Pintu 11, Pintu 14, dan Pintu 3. Ini yang jadi korbannya cukup banyak," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin, 10 Oktober 2022.
Sebanyak 132 orang meninggal dunia akibat kerusuhan yang terjadi usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam 1 Oktober 2022. Pada Tragedi Stadion Kanjuruhan ini, ratusan orang lainnya juga dilaporkan mengalami luka-luka dan sebagian diantaranya dirawat di rumah sakit.
Malang: Para suporte Arema FC,
Aremania, sakit hati dengan pernyataan Polri yang menyebut gas air mata bukan penyebab tragedi di
Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022. Pada tragedi itu sebanyak 132 orang meninggal dunia.
“Dibayangkan saja, saudara-saudara kami khawatir, panik saling ingin menyelamatkan diri. Masih dalam kondisi di lorong juga ditembakkan gas air mata. Dalam keadaan perih, sesak napas. Apakah itu tidak menjadikan penyebab kematiannya juga?" kata perwakilan Aremania, Raffi Ultras, di Posko Gabungan Aremania, Gedung KNPI Kota
Malang, Rabu 12 Oktober 2022.
Raffi menganalogikan jika setiap orang berada di dalam ruang tertutup, lalu ditembakkan dengan gas air mata, maka orang itu bakal mati perlahan.
“Dalam ruangan tertutup, diberikan gas air mata, tanpa ada ruang untuk bergerak pastinya mati juga,” keluhnya.
Sementara itu, perwakilan Aremania lainnya, Dadang Holopes, mengatakan sudah ada 80 orang yang melapor ke Posko Gabungan Aremania. Puluhan orang tersebut merupakan korban tragedi Stadion Kanjuruhan.
Rata-rata, korban mengeluhkan sesak nafas, dada sakit, dan tenggorokan yang masih terasa perih. Oleh karena itu, tim Posko Gabungan Aremania bakal berkolaborasi dengan BPBD Kota Malang untuk memberikan
trauma healing kepada korban.
“Ada beberapa yang masih trauma, juga ada keluarga korban yang tetangganya melaporkan ke kita untuk
trauma healing, sudah kita sampaikan ke rekan-rekan tim
trauma healing. Kita juga bekerja sama dengan BPBD. Ini juga sudah kita
update, kita sinkronkan,” kata Dadang.
Sebelumnya, Mabes Polri menegaskan korban tewas dan luka dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, bukan karena gas air mata. Hal itu diketahui dari analisis dokter baik spesialis penyakit dalam, paru, THT (infeksi telinga), dan mata.
"Tidak satu pun yang menyebutkan bahwa penyebab kematian adalah gas air mata, tapi penyebab kematian adalah kekurangan oksigen, karena apa? terjadi berdesak-desakan, terinjak-injak, bertumpuk-tumpukan mengakibatkan kekurangan oksigen pada Pintu 13, Pintu 11, Pintu 14, dan Pintu 3. Ini yang jadi korbannya cukup banyak," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin, 10 Oktober 2022.
Sebanyak 132 orang meninggal dunia akibat kerusuhan yang terjadi usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam 1 Oktober 2022. Pada Tragedi Stadion Kanjuruhan ini, ratusan orang lainnya juga dilaporkan mengalami luka-luka dan sebagian diantaranya dirawat di rumah sakit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)