Sejumlah nelayan berdiri di kapalnya saat sedang berlabuh karena tak melaut di tempat pendaratan ikan (TPI) Tenau, Kupang, NTT, Selasa, 11 April 2023. Antara/ Kornelis Kaha.
Sejumlah nelayan berdiri di kapalnya saat sedang berlabuh karena tak melaut di tempat pendaratan ikan (TPI) Tenau, Kupang, NTT, Selasa, 11 April 2023. Antara/ Kornelis Kaha.

Nelayan Kupang Berharap Ekspor Ikan Dilakukan Langsung dari NTT

Antara • 12 April 2023 12:27
Kupang: Nelayan di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, mengharapkan ekspor belasan ton ikan berbagai jenis dilakukan langsung dari NTT. Para nelayan tersebut menangkap ikan langsung dari wilayah perairan NTT.
 
"Selama ini ekspor ikan asal NTT dilakukan dari Surabaya atau Bali sehingga akhirnya tercatat tak ada ekspor dari NTT,” kata Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Kupang, Abdul Wahab Sidin, di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Tenau, Kupang, Rabu, 12 April 2023.
 
Baca: Pengusaha Bali Mulai Getol Bidik Pasar Ekspor ke ASEAN

Dia mengatakan selama ini prosesnya saat kapal nelayan tiba di TPI, sejumlah ikan baik ikan kerapu dan cakalang langsung dibeli oleh pengusaha dari salah satu perusahaan asal Bali dan Surabaya.
 
Setelah dikumpulkan oleh pengusaha, baik ikan kerapu dan cakalang langsung dikirim menggunakan kontainer menuju Surabaya atau Bali.

"Setibanya di Bali atau Surabaya kontainer berisi ikan itu langsung diekspor keluar negeri dan ikan-ikan asal NTT itu disebut sebagai ikan dari Surabaya atau Bali," jelasnya.
 
Wahab mengatakan setiap kapal nelayan yang menangkap ikan kerapu, sekali tangkap bisa mengumpulkan satu ton. Saat ini ada kurang lebih 20 kapal ikan kerapu yang beroperasi di wilayah Kota Kupang.
 
Sehingga jika kapal-kapal itu tiba serentak usai menangkap ikan maka akan ada 20 ton ikan kerapu yang dikirim dari Kupang. Demikian juga dengan ikan cakalang.
 
Sementara seorang nelayan ikan kerapu di Kota Kupang, Hasto Doro, mengaku dampak dari tidak adanya proses ekspor langsung ikan dari Kupang membuat Kota Kupang jarang mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat untuk perbaikan-perbaikan fasilitas pendukung untuk kapal nelayan.
 
“Buktinya dermaga ini, saat bencana seroja 2021, tidak ada yang perbaiki dermaga ini, sehingga kami pun urunan untuk beli tanah dan dan semen untuk membuat dermaga darurat,” ungkap Hasto.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan