Cilacap: Sebagian besar nelayan di pesisir Cilacap, Jawa Tengah (Jateng), tidak melaut akibat gelombang yang tinggi hingga 6 meter. Sedangkan nelayan yang masih nekat, mereka hanya melaut sekitar pantai saja.
Salah seorang nelayan asal Pantai Kemiren, Cilacap, Teguh, 45, mengatakan dirinya tidak melaut karena cuacanya tidak mendukung.
"Ombaknya besar dan anginnya kencang. Kalau melaut risikonya tinggi. Lebih baik untuk sementara libur dulu," kata Teguh, Rabu, 13 Maret 2024.
Sementara nelayan asal Teluk Penyu, Cilacap, Kasmin, 54, juga mengaku libur sementara karena ombak besar dan angin kencang.
"Lebih baik libur dulu daripada malah celaka di laut. Rata-rata nelayan di sini tidak melaut, tetapi ada yang masih nekat meski tidak terlalu jauh dari pantai," jelasnya.
Secara terpisah Kepala Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo, mengatakan gelombang di Samudra Hindia sebelah selatan Jateng dan DIY berpotensi antara 4-6 meter.
"Kondisi tersebut termasuk kategori gelombang sangat tinggi. Sehingga kami mengimbau kepada nelayan untuk waspada terhadap gelombang tinggi tersebut," jelas Teguh.
Menurutnya peningkatan tinggi gelombang tersebut dipicu oleh pola angin di wilayah Indonesia bagian selatan yang umumnya bergerak dari barat daya hingga barat laut dengan kecepatan 6-35 knot.
"Peningkatan gelombang tersebut juga dipicu adanya bibit siklon tropis 91S di Samudra Hindia selatan Pulau Jawa dan bergerak ke arah tenggara," ujarnya.
Cilacap: Sebagian besar nelayan di pesisir Cilacap, Jawa Tengah (Jateng), tidak melaut akibat
gelombang yang tinggi hingga 6 meter. Sedangkan nelayan yang masih nekat, mereka hanya melaut sekitar pantai saja.
Salah seorang nelayan asal Pantai Kemiren, Cilacap, Teguh, 45, mengatakan dirinya tidak melaut karena cuacanya tidak mendukung.
"Ombaknya besar dan anginnya kencang. Kalau melaut risikonya tinggi. Lebih baik untuk sementara libur dulu," kata Teguh, Rabu, 13 Maret 2024.
Sementara nelayan asal Teluk Penyu, Cilacap, Kasmin, 54, juga mengaku libur sementara karena ombak besar dan angin kencang.
"Lebih baik libur dulu daripada malah celaka di laut. Rata-rata nelayan di sini tidak melaut, tetapi ada yang masih nekat meski tidak terlalu jauh dari pantai," jelasnya.
Secara terpisah Kepala Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo, mengatakan gelombang di Samudra Hindia sebelah selatan Jateng dan DIY berpotensi antara 4-6 meter.
"Kondisi tersebut termasuk kategori gelombang sangat tinggi. Sehingga kami mengimbau kepada nelayan untuk waspada terhadap gelombang tinggi tersebut," jelas Teguh.
Menurutnya peningkatan tinggi gelombang tersebut dipicu oleh pola angin di wilayah Indonesia bagian selatan yang umumnya bergerak dari barat daya hingga barat laut dengan kecepatan 6-35 knot.
"Peningkatan gelombang tersebut juga dipicu adanya bibit siklon tropis 91S di Samudra Hindia selatan Pulau Jawa dan bergerak ke arah tenggara," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)