Semarang: Rumah makan kepala ikan manyung di Kelurahan Krobokan, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah, menjadi klaster baru penyebaran virus korona di Kota Lumpia.
Sebanyak 20 orang ditemukan terpapar covid-19 setelah dilakukan pemeriksaan rapid test dan swab test pada karyawan, keluarga, dan pengunjung rumah makan tersebut. Temuan itu membuat jumlah kasus covid-19 di Kelurahan Krobokan meningkat dratis padahal sebelumnya wilayah itu zero virus korona.
"Rumah makan ditutup sementara untuk dilakukan sterilisasi dan setelah itu dapat kembali dibuka," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam, Sabtu, 12 September 2020.
Baca juga: 800 Hektare Lahan Padi di Bekasi Terancam Kekeringan
Menurut dia, temuan klaster baru rumah makan, setelah ditemukan satu karyawan rumah makan tersebut terpapar covid-19 dari rumah sakit.
"Kemudian dilakukan pelacakan terhadap karyawan, keluarga, dan pengunjung, hingga ditemukan ada 20 orang yang terpapar covid-19. Mereka kini menjalani isolasi di rumah singgah," jelasnya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebelumya telah memerintahkan Kota Semarang agar menarik rem darurat karena melihat kondisi penyebaran covid-19 yang cukup mengkhawatirkan dan masuk dalam zona merah covid-19.
Menurut Ganjar, kedisiplinan warga Kota Semarang terhadap protokol kesehatan juga masih dipandang kurang hingga membahayakan warga lainnya. Sehingga perlu diambil langkah tegas penegakan hukum dan juga langkah konkret untuk mencegah penyebaran lebih besar lagi.
Data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang, Jumat, 11 September 2020, pasien covid-19 yang dirawat secara keseluruhan 529 orang dengan rincian 366 dari dalam kota dan 163 orang dari luar kota. Kini jumlah pasien covid-19 meningkat menjadi 568 orang. Rinciannya adalah 402 orang dari dalam kota dan 166 orang dari luar kota. (Akhmad Safuan)
Semarang: Rumah makan kepala ikan manyung di Kelurahan Krobokan, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah, menjadi klaster baru penyebaran virus korona di Kota Lumpia.
Sebanyak 20 orang ditemukan terpapar covid-19 setelah dilakukan pemeriksaan rapid test dan swab test pada karyawan, keluarga, dan pengunjung rumah makan tersebut. Temuan itu membuat jumlah kasus covid-19 di Kelurahan Krobokan meningkat dratis padahal sebelumnya wilayah itu zero virus korona.
"Rumah makan ditutup sementara untuk dilakukan sterilisasi dan setelah itu dapat kembali dibuka," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam, Sabtu, 12 September 2020.
Baca juga:
800 Hektare Lahan Padi di Bekasi Terancam Kekeringan
Menurut dia, temuan klaster baru rumah makan, setelah ditemukan satu karyawan rumah makan tersebut terpapar covid-19 dari rumah sakit.
"Kemudian dilakukan pelacakan terhadap karyawan, keluarga, dan pengunjung, hingga ditemukan ada 20 orang yang terpapar covid-19. Mereka kini menjalani isolasi di rumah singgah," jelasnya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebelumya telah memerintahkan Kota Semarang agar menarik rem darurat karena melihat kondisi penyebaran covid-19 yang cukup mengkhawatirkan dan masuk dalam zona merah covid-19.
Menurut Ganjar, kedisiplinan warga Kota Semarang terhadap protokol kesehatan juga masih dipandang kurang hingga membahayakan warga lainnya. Sehingga perlu diambil langkah tegas penegakan hukum dan juga langkah konkret untuk mencegah penyebaran lebih besar lagi.
Data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang, Jumat, 11 September 2020, pasien covid-19 yang dirawat secara keseluruhan 529 orang dengan rincian 366 dari dalam kota dan 163 orang dari luar kota. Kini jumlah pasien covid-19 meningkat menjadi 568 orang. Rinciannya adalah 402 orang dari dalam kota dan 166 orang dari luar kota. (Akhmad Safuan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)