Muhammad Afrizal, 10, salah satu korban tragedi Kanjuruhan saat pulang setelah dirawat di RSSA Kota Malang.
Muhammad Afrizal, 10, salah satu korban tragedi Kanjuruhan saat pulang setelah dirawat di RSSA Kota Malang.

24 Hari Dirawat, Kisah Aremania Cilik Lolos dari Maut Tragedi Kanjuruhan

Daviq Umar Al Faruq • 27 Oktober 2022 15:20
Malang: Muhammad Afrizal, 10, menjadi salah satu dari ribuan orang yang selamat dari tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022 lalu. Namun ia harus dirawat di rumah sakit selama kurang lebih tiga pekan pascatragedi yang menewaskan 135 orang tersebut.
 
Usai tragedi kemanusiaan itu, Afrizal mengalami luka-luka di berbagai bagian tubuhnya dan harus dirawat di RSUD Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang. Bocah kelas V SD itu baru diizinkan pulang ke rumahnya pada Rabu kemarin, 27 Oktober 2022, setelah dirawat selama 24 hari.
 
"Ini musibah. Alhamdulillah anak saya selamat. Kalau Afrizal mau nonton lagi, Insyaallah boleh, kalau saya trauma," kata, Aminayu, 44, ibu Afrizal, Kamis 27 Oktober 2022.

Aminayu menceritakan, Afrizal sebenarnya tidak terlalu sering menonton pertandingan Arema FC secara langsung di Stadion Kanjuruhan. Namun, saat tim Singo Edan itu menjamu Persebaya Surabaya pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022 lalu, Afrizal kebetulan menonton bersama ayahnya.
 
Saat itu, Afrizal bersama ayahnya menyaksikan tim kebanggaan Arek Malang itu dari tribun 8. Ketika kerusuhan terjadi, Afrizal dan ayahnya langsung menyelamatkan diri keluar dari dalam stadion.
 
"Kalau saya tanya waktu kejadian gimana, dia (Afrizal) tidak ingat sama sekali," ujarnya.
 
Baca: Kapolda Jatim Pastikan Penyidikan Tragedi Kanjuruhan Terus Berjalan

Mendengar informasi adanya kerusuhan, Aminayu pun langsung berangkat dari rumahnya di Lumbangsari, Bululawang, Kabupaten Malang, untuk mencari anaknya di seluruh rumah sakit di sekitar Stadion Kanjuruhan.  
 
"Setiap rumah sakit saya datangi tiga kali, tidak ketemu, akhirnya saya balik lagi ke stadion, saya tanya-tanya petugas fotonya saya tanyakan, ada yang melihat kalau bawa anak saya ke rumah sakit, dia nangis nyari-nyari mamanya," jelasnya.
 
Pencarian Aminayu membuahkan hasil. Anaknya akhirnya ditemukan di RSSA Kota Malang. Saat didatangi, Afrizal ternyata sudah dibawa ke ruang rontgen di rumah sakit milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) itu.
 
"Luka di kakinya saya kurang tahu kenapa. Karena ketemunya baru di rumah sakit. Saya kehilangan anak saya semalam. Menurut saya kemungkinan terinjak atau bagaimana, soalnya kakinya pahanya menghitam jadi harus dilakukan pembuangan supaya tidak terinfeksi," ungkapnya.
 
Afrizal sempat dirawat di ruang intensive care unit (ICU) di RSSA Kota Malang. Sedangkan, ayahnya memilih untuk rawat jalan karena takut dengan dokter. Sang ayah mengalami iritasi di mata dan trauma pada bagian kakinya.
 
"Pengobatan di RSSA bagus semua, anak saya diperhatikan dengan baik dan dirawat dengan baik, harapan saya ketika sudah pulang cepat pulih kembali, bisa berjalan, karena belum pernah belajar berjalan selama di rumah sakit," terangnya.
 
Sebelumnya, Wakil Direktur Pelayanan Penunjang RSSA Kota Malang, Widodo Budi Prasetyo, mengatakan Afrizal diperbolehkan untuk pulang setelah kondisinya membaik. Namun bocah kelas V SD itu masih memerlukan rawat jalan.
 
"Dari dokter yang merawat sudah diperkenankan untuk pulang. Semoga dalam perawatan di rumah lebih sehat dan bisa pulih," katanya, Rabu, 26 Oktober 2022.
 
Salah satu dokter RSSA, Yudi Siswanto mengatakan selama di RSSA, Afrizal sempat menjalani perawatan di ruang ICU selama tujuh hari. Pada saat awal dirawat, Afrizal dalam kondisi penurunan kesadaran. 
 
"Tetapi selama perawatan di ICU secara bertahap kondisinya membaik dan sadar penuh 100 persen," katanya. 
 
Afrizal juga menjalani operasi sebanyak lima kali. Salah satunya operasi penanaman kulit lantaran, kaki kanan Afrizal mengalami luka.
 
"Sudah kita lakukan perawatan, sudah kita tutup dengan cangkok kulit. Berhasil 100 persen sehingga sudah tidak adanya luka lagi pada adik Afrizal," katanya. 
 
Untuk selanjutnya, Afrizal akan belajar berjalan atau mobilisasi tubuhnya secara bertahap. Sebab, selama menjalani perawatan di rumah sakit dalam kondisi berbaring. 
 
"Kemudian begitu pulang tidak ada hal yang khusus, tinggal kontrol ke poli untuk perawatan yang minimum, dan yang terpenting mobilisasi supaya bisa berjalan seperti sedia kala," katanya. 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan