Bandung: Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menilai Wali Kota Bandung Yana Mulyana ikut meresmikan gedung dakwan Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) kurang tepat yang. Menurut MUI, Yana belum paham makna daripada Syiah itu sendiri.
"Masalah beragama memang ada Syiah, itu ada macam-macam ada yang ajaran secara ekstrem atau menyebrang, mungkin itu. Kalau Syiah seperti dulu yang pernah terjadi kita harus toleran, dalam arti jangan sampai mempunyai gerakan yang intoleransi terhadap itu," kata Ketua MUI Provinsi Jabar, Rachmat Syafei di Bandung, Rabu, 31 Agustus 2022.
Selain itu, kata Rachmat, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung harus benar-benar memahami keyakinan masyarakat yang berbeda-beda sebelum mengambil suatu langkah seperti meresmikan Gedung ANNAS.
"Pemkot harus benar-benar memahami keyakinan masyarakat, jangan mendiskreditkan, nanti bisa ribut kita itu. Padahal ada yang perbedaan, ada yang memang penyimpangan. Penyimpangan tinggal meluruskan saja," lanjutnya.
Rachmat menyebut sebagai bagian dari pemerintah Yana bisa mengambil langkah yang lebih bijak. Apalagi, Syiah memiliki berbagai ajaran yang harus diberikan toleransi.
"Untuk Pemkot Bandung, gerakan-gerakan seperti itu harus diberikan konten dakwahnya bukan masalah Syiah atau tidak Syiah, jangan sampai menyimpang dari akidah," katanya.
Terkait Gedung ANNAS harus dicabut, Rachmat menilai tindakan tersebut tidak perlu dilakukan. "Tidak usah dicabut, isinya, kontennya. Kalau untuk dakwah kontennya itu jangan mengarahkan Syiah yang bagaimana anti Syiah itu," tambahnya.
Berdasarkan pantauan, kondisi gedung yang berada di Kecamatan Lengkong itu nampak sepi dan tak terlihat ada aktivitas. Tempat parkir pun nampak lengang tak ada kendaraan yang terparkir.
Meski begitu, bagian pintu masuk yang dihalangi oleh rantai besi nampak terbuka. Saat mencoba masuk ke gedung tersebut, pintu dikunci serta tak ada jawaban ketika tim mengucapkan salam dan mencoba meminta izin untuk masuk.
Bandung: Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menilai Wali Kota Bandung Yana Mulyana ikut meresmikan gedung dakwan
Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) kurang tepat yang. Menurut MUI, Yana belum paham makna daripada Syiah itu sendiri.
"Masalah beragama memang ada Syiah, itu ada macam-macam ada yang ajaran secara ekstrem atau menyebrang, mungkin itu. Kalau Syiah seperti dulu yang pernah terjadi kita harus toleran, dalam arti jangan sampai mempunyai gerakan yang intoleransi terhadap itu," kata Ketua
MUI Provinsi Jabar, Rachmat Syafei di Bandung, Rabu, 31 Agustus 2022.
Selain itu, kata Rachmat,
Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung harus benar-benar memahami keyakinan masyarakat yang berbeda-beda sebelum mengambil suatu langkah seperti meresmikan Gedung ANNAS.
"Pemkot harus benar-benar memahami keyakinan masyarakat, jangan mendiskreditkan, nanti bisa ribut kita itu. Padahal ada yang perbedaan, ada yang memang penyimpangan. Penyimpangan tinggal meluruskan saja," lanjutnya.
Rachmat menyebut sebagai bagian dari pemerintah Yana bisa mengambil langkah yang lebih bijak. Apalagi, Syiah memiliki berbagai ajaran yang harus diberikan toleransi.
"Untuk Pemkot Bandung, gerakan-gerakan seperti itu harus diberikan konten dakwahnya bukan masalah Syiah atau tidak Syiah, jangan sampai menyimpang dari akidah," katanya.
Terkait Gedung ANNAS harus dicabut, Rachmat menilai tindakan tersebut tidak perlu dilakukan. "Tidak usah dicabut, isinya, kontennya. Kalau untuk dakwah kontennya itu jangan mengarahkan Syiah yang bagaimana anti Syiah itu," tambahnya.
Berdasarkan pantauan, kondisi gedung yang berada di Kecamatan Lengkong itu nampak sepi dan tak terlihat ada aktivitas. Tempat parkir pun nampak lengang tak ada kendaraan yang terparkir.
Meski begitu, bagian pintu masuk yang dihalangi oleh rantai besi nampak terbuka. Saat mencoba masuk ke gedung tersebut, pintu dikunci serta tak ada jawaban ketika tim mengucapkan salam dan mencoba meminta izin untuk masuk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)