Ilustrasi. (Foto: MI/Rommy Pujianto)
Ilustrasi. (Foto: MI/Rommy Pujianto)

Kota Bandung Putar Otak Atasi Sampah

Media Indonesia.com • 29 Desember 2021 10:42
Bandung: Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat, terus berupaya mencari solusi penanganan masalah sampah. Mulai dari penanganan sampah sejak dari sumbernya lewat Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan (Kang Pisman), hingga dengan teknologi seperti dengan metode insinerator.
 
Untuk metode insinerator, Pemkot Bandung bahkan telah beberapa kali meninjau ke sejumlah lokasi. Salah satunya insinerator di Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat, yang ditinjau langsung oleh Plt Wali Kota Bandung Yana Mulyana.
 
"Pengolahan sampah menggunakan insinerator memiliki kapasitas yang cukup besar, sampai 5 ton per hari selama 12 jam. Tapi kita terus mencari metode, bagaimanapun sampah menjadi masalah bagi Kota Bandung," ujarnya, di Bandung, Rabu, 29 Desember 2021.

Insinerator, kata Yana, bisa ditempatkan tempat pembuangan sampah sementara (TPS) sehingga tidak ada lagi sampah yang diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA).
 
Selain masalah sampah, ia juga mengapresiasi adanya teknologi penjernih air dari ilmuan Institut Teknologi Bandung (ITB) Profesor I Gede Wenten, air yang dijernihkan bersumber dari Sungai Cikendal dan air tanah.
 
Baca juga: Bandung 2021: Wali Kota Meninggal, Ustaz Cabul Diringkus
 
"Air merupakan sumber peradaban dan kehidupan, karena itu sumber mata air harus dijaga kelestariannya. Saya mengapresiasi itu, karena di tempat tersebut air sungai bisa dimanfaatkan. Bahkan air tanah yang telah diproses bisa langsung diminum," ucapnya.
 
Yana berharap dengan instalasi ini bisa ditularkan ke beberapa daerah, sehingga keterbatasan warga mengakses air bersih bisa tertangani. Apalagi Kota Bandung banyak dialiri anak sungai dari Sungai Citarum yang tingkat pencemarannya cukup tinggi.
 
Menurut Yana, sumber daya air akan berkurang seiring bertambahnya jumlah penduduk dan tingkat pencemaran. Yana berharap, masyarakat juga dapat lebih memperhatikan air dan tidak mencemarinya.
 
"Jadi saya punya keyakinan air itu sumber peradaban. Karena tidak ada satu peradaban, satu kehidupan makhluk hidup tanpa ada air. Sehingga saya sangat perhatian untuk menjaga sumber-sumber mata air," imbuhnya.
 
Air tanah yang telah diproses, kata Yana, bisa langsung diminum. Sedangkan air dari Sungai Cikendal, anak Sungai Citarum,yang telah melalui proses penjernihan bisa dimanfaatkan warga untuk mandi, bercocok tanam, budi daya ikan, dan beragam kegiatan ekonomi kreatif lainnya. (Naviandri)

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan