Lumajang: Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengerahkan prajurit TNI untuk terus membantu warga terdampak bencana erupsi Gunung Semeru, di Lumajang, Jawa Timur. Kegiatan sosial itu dilakukan di Desa Sumberwuluh, sebagai tanda bukti pengabdian TNI ke masyarakat.
Prajurit yang ditugaskan berasal dari Batalyon Zeni Tempur (Yonzipur) 10 dan 5 Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad). Andika mengatakan aksi sosial yang dilaksanakan itu memang berdasarkan atensinya.
"Yonzipur 10 Kostrad dan Yonzipur 5/ Arati Bhaya Wighina dikerahkan memang untuk membantu penanganan bencana Gunung Semeru,” ujar Andika, dalam keterangannya.
Berbagai alat berat yakni truk pengangkut pasir hingga ekskavator dikerahkan untuk membersihkan jalan dan rumah warga yang terkubur abu vulkanis. Selain itu, TNI juga membuat sungai darurat untuk aliran lahar dingin. Prajurit TNI juga memberikan sembako untuk warga di pengungsian.
Baca: Perataan Lahan Relokasi Korban Semeru Sudah 50%
Sementara itu, hingga kini sebanyak 51 korban jiwa akibat erupsi Gunung Semeru telah ditemukan. Penambahan korban itu berasal dari warga yang sebelumnya dirawat akibat luka bakar.
Sementara itu, jumlah warga mengungsi berjumlah 10.395 jiwa, tersebar di 410 titik pengungsian. Pengungsian terkonsentrasi di 3 kecamatan, yaitu Pasirian 17 titik dengan 1.746 jiwa, Candipuro 21 titik 4.645 jiwa, dan Pronojiwo 8 titik 1.077 jiwa.
Di masa tanggap darurat perpanjangan kedua ini, salah satu prioritas posko, yaitu penyiapan lahan relokasi. Pihak Posko dan pemerintah daerah telah menyiapkan lahan untuk pembangunan hunian sementara atau huntara.
Dua lokasi telah dipilih menjadi relokasi warga terdampak erupsi, yaitu di Desa Sumbermujur di Kecamatan Candipuro dan Desa Oro-Oro di Kecamatan Pronojiwo. Lokasi relokasi telah mendapatkan persetujuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Lumajang: Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengerahkan prajurit TNI untuk terus membantu warga terdampak bencana erupsi
Gunung Semeru, di Lumajang, Jawa Timur. Kegiatan sosial itu dilakukan di Desa Sumberwuluh, sebagai tanda bukti pengabdian TNI ke masyarakat.
Prajurit yang ditugaskan berasal dari Batalyon Zeni Tempur (Yonzipur) 10 dan 5 Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad). Andika mengatakan aksi sosial yang dilaksanakan itu memang berdasarkan atensinya.
"Yonzipur 10 Kostrad dan Yonzipur 5/ Arati Bhaya Wighina dikerahkan memang untuk membantu penanganan bencana Gunung Semeru,” ujar Andika, dalam keterangannya.
Berbagai alat berat yakni truk pengangkut pasir hingga ekskavator dikerahkan untuk membersihkan jalan dan rumah warga yang terkubur abu vulkanis. Selain itu, TNI juga membuat sungai darurat untuk aliran lahar dingin. Prajurit TNI juga memberikan sembako untuk warga di pengungsian.
Baca: Perataan Lahan Relokasi Korban Semeru Sudah 50%
Sementara itu, hingga kini sebanyak 51 korban jiwa akibat erupsi Gunung Semeru telah ditemukan. Penambahan korban itu berasal dari warga yang sebelumnya dirawat akibat luka bakar.
Sementara itu, jumlah warga mengungsi berjumlah 10.395 jiwa, tersebar di 410 titik pengungsian. Pengungsian terkonsentrasi di 3 kecamatan, yaitu Pasirian 17 titik dengan 1.746 jiwa, Candipuro 21 titik 4.645 jiwa, dan Pronojiwo 8 titik 1.077 jiwa.
Di masa tanggap darurat perpanjangan kedua ini, salah satu prioritas posko, yaitu penyiapan lahan relokasi. Pihak Posko dan pemerintah daerah telah menyiapkan lahan untuk pembangunan hunian sementara atau huntara.
Dua lokasi telah dipilih menjadi relokasi warga terdampak erupsi, yaitu di Desa Sumbermujur di Kecamatan Candipuro dan Desa Oro-Oro di Kecamatan Pronojiwo. Lokasi relokasi telah mendapatkan persetujuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)