Kudus: Angka stunting pada balita di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sebesar 19,6 persen. Angka tersebut berdasarkan balita sasaran timbang sebanyak 659 jiwa Survei Status Gizi Indonesia (SSGI). Hasilnya, sebanyak 127 balita (bayi bawah lima tahun) dinyatakan stunting.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, Andhini Aridewi, mengatakan secara keseluruhan bayi sasaran timbang sebanyak 54.160 jiwa. Dari jumlah tersebut, sebanyak 3.557 merupakan balita stunting. Sejumlah langkah untuk menekan angka stunting telah dilakukan.
Program itu menyasar baduta (anak bawah dua tahun), balita, remaja, WUS (wanita usia subur) dan ibu hamil, dan neonatal.
“Untuk Baduta seperti pemberian makanan, vitamin A dua kali setahun, dan suplemen zink tambahan. Di antaranya itu,” ujar Andini, Rabu, 1 Februari 2023.
Program yang menyasar balita itu seperti, penimbangan serentak, kecacingan, dan pemberian makanan tambahan (PMT). Kemudian program untuk remaja yaitu, pemeriksaan hemoglobin dalam darah dan minum zat besi seminggu sekali. Serta screening calon pengantin.
“Bagi WUS dan ibu hamil diantaranya pelayanan ANC (anteatal care) sesuai standar, minum tablet Fe (zat besi) 90 tablet, dan pendampingan dan pemantauan ibu hamil risiko tinggi sampai masa nifas,” kata Andini.
Dengan program-program yang telah dijalankan itu, Dinkes Kabupaten Kudus optimistis tahun 2024 mampu menekan angka stunting hingga 12 persen, bahkan kurang.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Kudus: Angka stunting pada balita di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sebesar 19,6 persen. Angka tersebut berdasarkan
balita sasaran timbang sebanyak 659 jiwa Survei Status Gizi Indonesia (SSGI). Hasilnya, sebanyak 127 balita (bayi bawah lima tahun) dinyatakan stunting.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, Andhini Aridewi, mengatakan secara keseluruhan bayi sasaran timbang sebanyak 54.160 jiwa. Dari jumlah tersebut, sebanyak 3.557 merupakan balita stunting. Sejumlah langkah untuk menekan angka stunting telah dilakukan.
Program itu menyasar baduta (anak bawah dua tahun), balita, remaja, WUS (wanita usia subur) dan ibu hamil, dan neonatal.
“Untuk Baduta seperti pemberian makanan,
vitamin A dua kali setahun, dan suplemen zink tambahan. Di antaranya itu,” ujar Andini, Rabu, 1 Februari 2023.
Program yang menyasar balita itu seperti, penimbangan serentak, kecacingan, dan pemberian makanan tambahan (PMT). Kemudian program untuk remaja yaitu, pemeriksaan hemoglobin dalam darah dan minum zat besi seminggu sekali. Serta screening calon pengantin.
“Bagi WUS dan ibu hamil diantaranya pelayanan ANC (anteatal care) sesuai standar, minum tablet Fe (zat besi) 90 tablet, dan pendampingan dan pemantauan ibu hamil risiko tinggi sampai masa nifas,” kata Andini.
Dengan program-program yang telah dijalankan itu,
Dinkes Kabupaten Kudus optimistis tahun 2024 mampu menekan angka stunting hingga 12 persen, bahkan kurang.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)