Yogyakarta: Kasus penyebaran virus korona covid-19 terus naik dari hari ke hari di Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah DIY, Kadarmanta Baskara Aji, mengaku belum akan mengajukan penetapan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Transmisi (penyebaran) lokal sudah terpenuhi. Tapi pengajuan (PSBB) harus ada rapat antara (pemerintah) kabupaten/kota di DIY, perlu atau tidak," kata Kadarmanta di Yogyakarta pada Kamis, 23 April 2020.
Baca: Pemkot Bekasi Dukung Larangan Mudik
Kadarmanta menjelaskan belum ada kepala daerah yang berkomunikasi untuk membicarakan spesifik pengusulan PSBB. Di sisi lain, saat ini DIY masih berstatus tanggap darurat.
Pihaknya masih menunggu usulan pengajuan PSBB dari pemerintah kabupaten/kota. Dari pengajuan itu, Pemerintah DIY akan memfasilitasi.
"Masyarakat sudah sadar untuk jaga diri. Sudah ada penularan lokal tapi tak terlampau banyak," jelas Kadarmanta.
Bupati Sleman, Sri Purnomo, mengatakan jika pihaknya belum berencana mengajukan status PSBB. Meskipun angka penyebaran virus korona di Sleman tertinggi di DIY.
"Kami sedang menangani, sampai sekarang belum (berencana mengajukan PSBB). Kita lihat beberapa waktu ke depan. Tapi sampai sekarang belum berencana mengajukan PSBB," kata Sri.
Direktur Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Riris Andono Ahmad, menyebut saat ini bukan persoalan PSBB yang paling penting. Menurutnya petunjuk teknis status PSBB tetap sama, yakni bekerja di rumah, belajar di rumah, beribadah di rumah, serta social distancing.
"Tanpa ada PSBB, tetap bisa menindak dengan UU wabah, bisa jadi dasar mengambil tindakan. Berlaku umum di banyak negara," ungkap Riris.
Riris menegaskan PSBB sebetulnya hanya bersifat menguatkan sejumlah tindakan yang seharusnya dilakukan publik. Menurutnya PSBB ataupun bukan, pencegahan potensi penyebaran virus korona tetap harus diefektifkan.
"Isunya bukan PSBB atau tidak, bagaimana mengimplementasikan dengan tawaran-tawaran bisa mempengaruhi efektivitasnya," jelasn Riris.
Yogyakarta: Kasus penyebaran virus korona covid-19 terus naik dari hari ke hari di Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah DIY, Kadarmanta Baskara Aji, mengaku belum akan mengajukan penetapan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Transmisi (penyebaran) lokal sudah terpenuhi. Tapi pengajuan (PSBB) harus ada rapat antara (pemerintah) kabupaten/kota di DIY, perlu atau tidak," kata Kadarmanta di Yogyakarta pada Kamis, 23 April 2020.
Baca:
Pemkot Bekasi Dukung Larangan Mudik
Kadarmanta menjelaskan belum ada kepala daerah yang berkomunikasi untuk membicarakan spesifik pengusulan PSBB. Di sisi lain, saat ini DIY masih berstatus tanggap darurat.
Pihaknya masih menunggu usulan pengajuan PSBB dari pemerintah kabupaten/kota. Dari pengajuan itu, Pemerintah DIY akan memfasilitasi.
"Masyarakat sudah sadar untuk jaga diri. Sudah ada penularan lokal tapi tak terlampau banyak," jelas Kadarmanta.
Bupati Sleman, Sri Purnomo, mengatakan jika pihaknya belum berencana mengajukan status PSBB. Meskipun angka penyebaran virus korona di Sleman tertinggi di DIY.
"Kami sedang menangani, sampai sekarang belum (berencana mengajukan PSBB). Kita lihat beberapa waktu ke depan. Tapi sampai sekarang belum berencana mengajukan PSBB," kata Sri.
Direktur Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Riris Andono Ahmad, menyebut saat ini bukan persoalan PSBB yang paling penting. Menurutnya petunjuk teknis status PSBB tetap sama, yakni bekerja di rumah, belajar di rumah, beribadah di rumah, serta
social distancing.
"Tanpa ada PSBB, tetap bisa menindak dengan UU wabah, bisa jadi dasar mengambil tindakan. Berlaku umum di banyak negara," ungkap Riris.
Riris menegaskan PSBB sebetulnya hanya bersifat menguatkan sejumlah tindakan yang seharusnya dilakukan publik. Menurutnya PSBB ataupun bukan, pencegahan potensi penyebaran virus korona tetap harus diefektifkan.
"Isunya bukan PSBB atau tidak, bagaimana mengimplementasikan dengan tawaran-tawaran bisa mempengaruhi efektivitasnya," jelasn Riris.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(DEN)