Yogyakarta: Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta kesulitan mencari tempat isolasi untuk positif covid-19 orang tanpa gejala (OTG). Sejumlah lokasi alternatif masih dicari, namun belum membuahkan hasil.
"Kami siapkan (tempat isolasi), (tetapi) tak punya mess, hotel tak bisa digunakan shelter," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, Kamis, 10 Setember 2020.
Ia mengungkap, ada hotel di Kota Yogyakarta yang dbakal jadi tempat isolasi. Namun, harus mempertimbangkan situasi masyarakat sekitar.
"Tapi harus mempertimbangkan pendapat masyarakat yang belum siap," ungkapnya.
Pihaknya masih mencari alternatif untuk posko. Meskipun hingga kini belum mendapatkan lokasi, sedangkan kasus terus melonjak.
Baca: Polda Jatim Bakal Jerat Pidana Pelanggar Protokol Kesehatan
Dia menerangkan, untuk sementara akan membangun posko di setiap klaster penularan covid-19. Penanggung jawab di setiap posko bertugas memantau warga yang melakukan isolasi mandiri.
"Kita mencoba mencari balai RW atau RK (rukun kampung) yang bisa untuk isolasi. Dari sisi kenyamanan, yang diisolasi nyaman di rumah sendiri. Tapi paling bagus isolasi di shelter," ujarnya.
Salah satu posko yang telah berjalan yakni di Kampung Pandeyan, lantaran ada 15 kasus konfirmasi positif. Sementara itu, ada sejumlah klaster yang masih dalam penanganan.
"Tapi kita usahakan untuk mendapat tempat untuk shelter. Sampai sekarang masih kita upayakan," tukasnya.
Yogyakarta: Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta kesulitan mencari tempat isolasi untuk positif
covid-19 orang tanpa gejala (OTG). Sejumlah lokasi alternatif masih dicari, namun belum membuahkan hasil.
"Kami siapkan (tempat isolasi), (tetapi) tak punya mess, hotel tak bisa digunakan shelter," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, Kamis, 10 Setember 2020.
Ia mengungkap, ada hotel di Kota Yogyakarta yang dbakal jadi tempat isolasi. Namun, harus mempertimbangkan situasi masyarakat sekitar.
"Tapi harus mempertimbangkan pendapat masyarakat yang belum siap," ungkapnya.
Pihaknya masih mencari alternatif untuk posko. Meskipun hingga kini belum mendapatkan lokasi, sedangkan kasus terus melonjak.
Baca: Polda Jatim Bakal Jerat Pidana Pelanggar Protokol Kesehatan