Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 07.00 WIB, Rabu, 5 Januari 2021. Budi diketahui menggunakan celurit tumpul untuk menghabisi nyawa Suradi di dapur rumahnya.
Perangkat Desa Jambangan, Sabar Santoso, mengatakan, Budi mengalami depresi sejak 10 tahun lalu. Meski mengalami depresi, Budi masih bisa diajak berkomunikasi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Kalau depresinya sudah lama. Kurang lebihnya 10 tahun. Tapi dia sering menyendiri. Namun 10 hari terakhir ini, dia marah-marah karena rumahnya dibongkar," katanya saat ditemui di Kamar Mayat Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, Rabu, 5 Januari 2021.
Baca: Fasilitas Ponpes As-Sunah di NTB dirusak, Polisi Periksa 17 Saksi
Sabar menuturkan, selain menewaskan ayah kandungnya, Budi juga dilaporkan sempat membacok kakaknya dengan celurit. Akibatnya, sang kakak mengalami luka sabetan di tubuh.
"Kakaknya perempuan itu berusaha mau menolong, malah kena sabetan celuritnya. Kena di pelipis sama di tangan," terangnya.
Sebelumnya, Budi tinggal bersama istrinya. Namun, karena mengidap depresi, istrinya meminta cerai, sehingga Budi kembali tinggal bersama orang tuanya.
Saat ini, Budi telah ditangkap polisi. Sedangkan, jenazah Suradi masih berada di Kamar Mayat RSSA Malang untuk dilakukan visum.
"Sudah diamankan tadi di Polsek Dampit," kata kakak kandung Budi, Sugianto, 60.