Sosialisasi Holding BUMN sebagai Lokomotif Kebangkitan Ekonomi Masa Depan di Hotel Merapi Merbabu, Seturan, Sleman. Medcom.id/ Ahmad Mustaqim
Sosialisasi Holding BUMN sebagai Lokomotif Kebangkitan Ekonomi Masa Depan di Hotel Merapi Merbabu, Seturan, Sleman. Medcom.id/ Ahmad Mustaqim

Holding Ultra Mikro Bangkitkan Ekonomi Kerakyatan

Ahmad Mustaqim • 23 Oktober 2022 14:59
Yogyakarta: Kolaborasi lintas perusahaan atau holding ultra mikro yang dilakukan Kementerian BUMN dinilai efektif membantu perekonomian masyarakat kelas menengah ke bawah.
 
Keberadaan holding tersebut kini menjadi lembaga pemberdayaan ultra mikro terbesar yang memiliki sistem keuangan yang kuat dan lengkap.
 
"Jadi langkah pak Menteri Erick Thohir merancang holding ini pada September 2021 sangat tepat. Saya katakan ini visioner. Program pembiayaan yang menjangkau unbanked atau kelompok ekonomi kelas bawah. Mereka butuh akses modal yang gampang, tidak memberatkan," kata anggota Komisi VI DPR, Subardi dalam agenda Sosialisasi Holding BUMN sebagai Lokomotif Kebangkitan Ekonomi Masa Depan di Hotel Merapi Merbabu, Seturan, Sleman, Sabtu, 22 Oktober 2022.
 
Baca: Pj Gubernur DKI Perkuat Sinergi untuk Benahi Jakarta

Tiga entitas holding ultra mikro tersebut terdiri dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM.

Subardi mengatakan berdasarkan data dari Kementerian BUMN hingga akhir Agustus 2022 tercatat jumlah nasabah yang telah diintegrasikan ketiga entitas holding ultra mikro mencapai 23,5 juta dengan total outstanding pembiayaan sebesar Rp183,9 triliun. Target pada tahun 2024 pembiayaan holding menjangkau 29 juta nasabah.
 
"Holding ini ada pemberdayaan atau fase upgrade. Jadi, nasabah dibimbing agar naik kelas. Kalau kapasitas bisnisnya besar, nanti akses modalnya nambah. Di Jogja sudah banyak yang naik kelas," jelas Ketua DPW NasDem DIY itu.
 
Sinergi tiga entitas tersebut fokus memberikan akses layanan keuangan yang lebih luas dan lebih mudah kepada pelaku usaha di segmen ultra mikro. Subardi menekankan pentingnya aspek kemudahan karena pertumbuhan ultra mikro bergantung pada faktor tersebut.
 
"Pelaku ultra mikro itu harus dimudahkan, dan skema itu hanya bisa dilakukan oleh negara bukan swasta," ungkap Subardi.
 
Sosialisasi holding ultra mikro dihadiri sekitar 100 pelaku usaha ultra mikro dari perwakilan 5 kabupaten/kota se-DIY. Hadir pula perwakilan Pegadaian Yogyakarta, Kepala bagian ultra mikro Bank BRI Wilayah DIY, Slameto; dan Manajer Bisnis PT PNM DIY, Krisna Triatmojo.
 
"Kami mengajak para pelaku usaha yang kesulitan berkembang agar mengikuti program holding ini," ujarnya.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan