Bantul: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mencatat kebutuhan air bersih meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Sebanyak 1.370.000 liter telah didistribusikan per 11 September 2023.
"Per 1 Oktober, sebanyak 3.105.000 liter bantuan air bersih sudah kami distribusikan ke masyarakat," kata Kepala Bidang Kedaruratan Logistik dan Peralatan BPBD Kabupaten Bantul, Antoni Hutagaol, Selasa, 3 Oktober 2023.
Ia menjelaskan jumlah masyarakat terdampak kemarau meningkat. BPBD Kabupaten Bantul mencatat sampai saat ini jangkauan bantuan air bersih sudah tertuju ke 27 dusun, 14 desa, dan 8 kecamatan.
"Untuk masyarakat terdampak atau di-dropping air bersih sebanyak 5.224 KK dengan jumlah 21.296 jiwa," kata dia.
Antoni mengungkapkan masyarakat terdampak kekeringan tersebar di 8 kecamatan, yakni di Dlingo, Imogiri, Kasihan, Pandak, Pleret, Pajangan, Piyungan, dan Pundong. Kecamatan Dlingo jadi wilayah paling banyak mendapat bantuan air.
Kecamatan Dlingo terbanyak mendapat bantuan 1.605.000 liter air bersih atau 321 tangki. Air bersih tersebut digunakan untuk kebutuhan 2.426 KK atau 21.296 jiwa.
Kecamatan Kasihan menyusul terbanyak kedua dengan 500 ribu liter menerima bantuan air bersih atau sebanyak 86 tangki. Sementara, Kecamatan Pandak sejauh ini paling sedikit mengajukan bantuan air bersih, yakni sebanyak 5 ribu liter atau 1 tangki dan dipakai untuk 70 jiwa.
"Distribusi air kami lakukan di tiap kelurahan. Paling banyak di kelurahan Terong dengan 515 ribu liter air bersih dan paling sedikit Kelurahan Muntuk serta Triwidadi dengan 10 ribu liter," ungkapnya.
Kabupaten Bantul hingga kini berstatus siaga darurat kekeringan sejak 4 September hingga 30 November 2023. Status itu menjadi kedua setelah status sebelumnya ditetapkan melalui SK Bupati Bantul Nomor 312/2023 tentang Status Siaga Darurat Bencana Kekeringan 2023 yang berlaku 6 Juli hingga 3 September.
Bantul: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (
DIY), mencatat kebutuhan
air bersih meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Sebanyak 1.370.000 liter telah didistribusikan per 11 September 2023.
"Per 1 Oktober, sebanyak 3.105.000 liter bantuan air bersih sudah kami distribusikan ke masyarakat," kata Kepala Bidang Kedaruratan Logistik dan Peralatan BPBD Kabupaten Bantul, Antoni Hutagaol, Selasa, 3 Oktober 2023.
Ia menjelaskan jumlah masyarakat terdampak kemarau meningkat. BPBD Kabupaten Bantul mencatat sampai saat ini jangkauan bantuan air bersih sudah tertuju ke 27 dusun, 14 desa, dan 8 kecamatan.
"Untuk masyarakat terdampak atau di-dropping air bersih sebanyak 5.224 KK dengan jumlah 21.296 jiwa," kata dia.
Antoni mengungkapkan masyarakat terdampak kekeringan tersebar di 8 kecamatan, yakni di Dlingo, Imogiri, Kasihan, Pandak, Pleret, Pajangan, Piyungan, dan Pundong. Kecamatan Dlingo jadi wilayah paling banyak mendapat bantuan air.
Kecamatan Dlingo terbanyak mendapat bantuan 1.605.000 liter air bersih atau 321 tangki. Air bersih tersebut digunakan untuk kebutuhan 2.426 KK atau 21.296 jiwa.
Kecamatan Kasihan menyusul terbanyak kedua dengan 500 ribu liter menerima bantuan air bersih atau sebanyak 86 tangki. Sementara, Kecamatan Pandak sejauh ini paling sedikit mengajukan bantuan air bersih, yakni sebanyak 5 ribu liter atau 1 tangki dan dipakai untuk 70 jiwa.
"Distribusi air kami lakukan di tiap kelurahan. Paling banyak di kelurahan Terong dengan 515 ribu liter air bersih dan paling sedikit Kelurahan Muntuk serta Triwidadi dengan 10 ribu liter," ungkapnya.
Kabupaten Bantul hingga kini berstatus siaga darurat kekeringan sejak 4 September hingga 30 November 2023. Status itu menjadi kedua setelah status sebelumnya ditetapkan melalui SK Bupati Bantul Nomor 312/2023 tentang Status Siaga Darurat Bencana Kekeringan 2023 yang berlaku 6 Juli hingga 3 September.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)