Bandung: Warga RW 17, Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, Jawa Barat rela mengantre mendapatkan air bersih gratis yang disediakan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirtawening Kota Bandung. Musim kemarau panjang mengakibatkan warga kesulitan mendapatkan pasokan air bersih.
Pantauan Medcom.id, warga berbondong-bondong membawa ember serta jeriken menuju halaman Masjid Al'idrisyyah di Babakan Sari. Mereka bersiap untuk masuk antrean agar bisa mendapatkan air bersih secara gratis untuk kebutuhan sehari-sehari.
Terdapat dua truk tanki dengan muatan masing-masing 5 ribu liter yang disiapkan untuk warga. Satu persatu ember dan jeriken pun mulai diisi air bersih oleh petugas.
Menurut Saripin selaku Ketua RW 17 Babakan Sari, sejak tiga bulan terakhir wilayahnya ketika musim kemarau tiba. Diakui Saripin, warganya selama ini harus membeli air dari depot karena saluran air dari Perumda Tirtawening tidak mengalir.
"Kurang lebih sekitar tiga bulan mati sama sekali, tidak nyala airnya. Kita coba bikin bor sumur kedalemannya sampai 15 meter, tapi tetap karena air tanahnya juga tidak ada," kata Saripin disela-sela pembagian air gratis.
Baca: Damkar Lampung Selatan Padamkan 3 Lokasi Karhutla Seluas 15 Hektare
Saripin mengaku, mayoritas warganya merupakan pelanggan Tritawening. Akan tetapi, air tidak mengalir sejak beberapa bulan sehingga harus membeli kembali ke depot air.
"Ya warga beli ke depot untuk kebutuhan sehari-sehari, seperti masak atau minum. Untik mandi, kadang suka nyari dari air sumur bor, itu pun kadang tidak keluar airnya," bebernya.
Sementara itu, Direktur Utama Perumda Tirtawening Kota Bandung, Sonny Salimi mengatakan, pembagian air bersih tersebut telah dilakukan selama sebulan terakhir untuk warga. Ia pun tak memilah-milah warga dan pelanggan untuk mendapatkan air bersih gratis tersebut.
"Jadi kurang lebih udah hampir sebulan lebih, kita membagikan air secara gratis. Memang disini ada beberapa pelanggan kami ada juga yang bukan, tetapi kami tentunya dalam kondisi ini karena airnya buat semua," kata Sonny ditempat yang sama.
Sonny mengaku, tidak mengalirnya air bagi pelanggan karena saat ini kondisi air baku yang diolah Tirtawenint berkurang sekitar 50 persen dampak dari kemarau panjang. Sehingga, lanjutnya, terdapat warga yang sama sekali mati saluran airnya karena jauh dari saluran pipa induk Tirtawening.
"Kenapa terganggu? karena memang produksi kami ini menurun hampir 50 persen. Biasa kita olah 1.400 liter sampai 1.500 liter sekarang hanya sekitar 800 liter per detik," sahut Sonny.
Sonny menuturkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga, terdapat 14 tanki air dikerahkan. Pembagian air bersih tersebut, lanjut Sonny, sesuai dengan permintaan warga secara berkelompok yang mengajukan ke Tirtawening.
"Sebetulnya di setiap wilayah disini kan pelayanan ada enam wilayah yah, nanti bisa datang langsung melalui handphone melalui media sosial silahkan saja yang penting berkelompok bukan untuk perorangan," ungkapnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id