Yogyakarta: Badan Pusat Statistik (BPS) mengeluarkan hasil survei bidang perekonomian masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dari hasil survei yang dikutip Sabtu, 16 Juli 2022, menunjukan angka kemiskinan dan gini ratio (rasio gini) atau ketimpangan DIY lebih tinggi dibanding nasional.
Kepala BPS DIY, Sugeng Arianto, menjelaskan hasil survei yang dilakukan Maret 2022, menunjukkan persentase penduduk miskin sebesar 11,34 persen. Namun, angka tersebut masih di bawah angka kemiskinan level nasional sebesar 9,54 persen.
"Tetapi perbandingan ini kalau dilihat pergerakannya maka terlihat penurunan kemiskinan di DIY lebih cepat dibanding penurunan kemiskinan secara nasional. Penurunan angka kemiskinan DIY sebesar 0,57 persen," kata Sugeng, Sabtu, 16 Juli 2022.
Ia menjelaskan persentase penurunan angka kemiskinan sebesar 0,57 persen itu dibanding pada September 2021. Sementara, persentase angka kemiskinan September 2020 sebesar 12,80 persen dan sebesar 11,91 persen pada September 2021.
Dari aspek tempat tinggal, penduduk miskin di perkotaan sebesar 13.65 persen dan di pedesaan sebesar 10 persen. Sugeng melanjutkan pengeluaran penduduk perkotaan mengalami peningkatan 0,01 persen selama enam bulan terakhir, sementara masyarakat di pedesaan pengeluarannya menurun 0,36 persen.
"Indeks Kedalaman Kemiskinan, pada September 2021 sebesar 2,046 persen untuk perkotaan dan 2,108 persen untuk pedesaan. Hasil Survei Indeks Kedalaman Kemiskinan pada Maret 2022 adalah 1,933 persen untuk perkotaan dan 32, 253 persen untuk pedesaan. Angka secara keseluruhan turun 0,048 persen," kata dia.
Sementara, angka ketimpangan di DIY juga masih tinggi. Angka rasio gini di DIY pada semester 1 (Maret 2021) sebesar 0,441 dan semester 2 (September 2021) sebesar 0,436.
Hasil survei terbaru BPS DIY, angka rasio gini DIY sebesar 0,439 atau meningkat 0,003 dibanding semester 2 tahun lalu. Terbaru, angka rasio gini nasional sebesar 0,384.
Yogyakarta: Badan Pusat Statistik
(BPS) mengeluarkan hasil survei bidang perekonomian masyarakat Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY). Dari hasil survei yang dikutip Sabtu, 16 Juli 2022, menunjukan angka
kemiskinan dan
gini ratio (rasio gini) atau ketimpangan DIY lebih tinggi dibanding nasional.
Kepala BPS DIY, Sugeng Arianto, menjelaskan hasil survei yang dilakukan Maret 2022, menunjukkan persentase penduduk miskin sebesar 11,34 persen. Namun, angka tersebut masih di bawah angka kemiskinan level nasional sebesar 9,54 persen.
"Tetapi perbandingan ini kalau dilihat pergerakannya maka terlihat penurunan kemiskinan di DIY lebih cepat dibanding penurunan kemiskinan secara nasional. Penurunan angka kemiskinan DIY sebesar 0,57 persen," kata Sugeng, Sabtu, 16 Juli 2022.
Ia menjelaskan persentase penurunan angka kemiskinan sebesar 0,57 persen itu dibanding pada September 2021. Sementara, persentase angka kemiskinan September 2020 sebesar 12,80 persen dan sebesar 11,91 persen pada September 2021.
Dari aspek tempat tinggal, penduduk miskin di perkotaan sebesar 13.65 persen dan di pedesaan sebesar 10 persen. Sugeng melanjutkan pengeluaran penduduk perkotaan mengalami peningkatan 0,01 persen selama enam bulan terakhir, sementara masyarakat di pedesaan pengeluarannya menurun 0,36 persen.
"Indeks Kedalaman Kemiskinan, pada September 2021 sebesar 2,046 persen untuk perkotaan dan 2,108 persen untuk pedesaan. Hasil Survei Indeks Kedalaman Kemiskinan pada Maret 2022 adalah 1,933 persen untuk perkotaan dan 32, 253 persen untuk pedesaan. Angka secara keseluruhan turun 0,048 persen," kata dia.
Sementara, angka ketimpangan di DIY juga masih tinggi. Angka rasio gini di DIY pada semester 1 (Maret 2021) sebesar 0,441 dan semester 2 (September 2021) sebesar 0,436.
Hasil survei terbaru BPS DIY, angka rasio gini DIY sebesar 0,439 atau meningkat 0,003 dibanding semester 2 tahun lalu. Terbaru, angka rasio gini nasional sebesar 0,384.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)