Sunarto, pemilik agen LPG tersebut mengatakan, biasanya bisa menjual LPG nonsubsidi sebanyak 100 tabung dalam setiap bulannya.
"Namun kali ini, hanya bisa menjual 50 tabung saja," kata Sunarto, Jumat 15 Juli 2022.
Menurunnya jumlah pembeli gas LPG nonsubsidi ini, berdampak juga pada pengiriman gas. Jika biasanya dikirim setiap bulan, kini pengiriman dilakukan dua bulan sekali.
| Baca: Penyelundupan Gas Elpiji di Subang Berpotensi Rugikan Negara Rp11 Miliar per Bulan |
Menurut Sunarto, menurunnya jumlah pembeli ini, karena harga LPG nonsubsidi mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Ia menyebut, dalam 4 bulan terakhir ini, terjadi 3 kali kenaikan harga LPG.
"Gas 12 kilogram, semula hanya Rp140 ribu, lalu Rp170 ribu, terus Rp190 ribu dan juli ini Rp220 ribu," jelasnya.
Kenaikan juga terjadi pada gas LPG dengan berat 5,5 kg, mulai dari Rp60 ribu, Rp70 ribu, Rp90 ribu dan terakhir Rp100 ribu.
Naiknya harga LPG tersebut, membuat para konsumen mengeluh terlalu mahal. Sehingga berimbas pada menurunnya animo daya beli masyarakat.
"Karena harganya terlalu mahal. Jadi masyarakat mulai jarang yang beli," kata Sunarto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id