Semarang: Pemerintah Kota Solo, Jawa Tengah, berencana mengaktifkan lagi sekolah tatap muka. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, meminta simulasi penerapan protokol kesehatan dilakukan lebih dulu sebelum pemberlakuan kegiatan belajar mengajar tatap muka.
"Pastikan orang tua juga tahu persis. Simulasi tidak hanya di sekolah, tapi mulai dari berangkat, proses belajar mengajar, hingga pulang. Kalau tidak dapat memastikan itu dan kalau ada yang keberatan, jangan dulu," kata dia, Rabu, 19 Agustus 2020.
Menurut Ganjar, simulasi kegiatan belajar tatap muka tidak perlu dilakukan serentak di sekolah-sekolah seperti yang dilakukan Kabupaten Brebes. Ia menilai uji coba serentak di sekolah-sekolah justru membahayakan siswa.
"Saya telepon Bupati Brebes, dia bilang itu uji coba. Tapi karena serentak, saya minta langsung dievaluasi, khawatir membahayakan. Saya harap Solo benar-benar siap untuk hal ini," kata dia.
Baca juga: Jenazah Diciumi Warga di Malang Positif Covid-19
Sementara itu Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengatakan rencana sekolah tatap mula dimulai pada akhir November 2020. Sedangkan simulasi diselenggarakan pada September dan Oktober 2020.
Rudi mengakui kesulitan utama KBM tatap muka adalah mencegah siswa berkerumun. Apalagi yang akan dibuka adalah sekolah tingkat dasar dan menengah.
"Karena masih anak-anak, jadi pasti sulit dilarang. Seperti arahan Pak Gubernur tadi, simulasi tidak hanya di sekolah, tapi mulai berangkat sampai pulang sekolah," beber Rudi.
Rudi menegaskan sekolah tatap muka di Solo akan diselenggarakan secara terbatas. Semua siswa tidak boleh masuk ke sekolah secara bersamaan.
"Kami sudah mempersiapkan radio anak dan TV pendidikan untuk mendukung itu. Nantinya hanya 50 persen siswa yang bisa masuk sekolah, sementara sisanya tetap belajar di rumah. Kami memiliki program bantuan gadget yang diberikan pada keluarga miskin. Minimal akhir tahun program bantuan handphone ini sudah terealisasi," jelasnya.
Semarang: Pemerintah Kota Solo, Jawa Tengah, berencana mengaktifkan lagi sekolah tatap muka. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, meminta simulasi penerapan protokol kesehatan dilakukan lebih dulu sebelum pemberlakuan kegiatan belajar mengajar tatap muka.
"Pastikan orang tua juga tahu persis. Simulasi tidak hanya di sekolah, tapi mulai dari berangkat, proses belajar mengajar, hingga pulang. Kalau tidak dapat memastikan itu dan kalau ada yang keberatan, jangan dulu," kata dia, Rabu, 19 Agustus 2020.
Menurut Ganjar, simulasi kegiatan belajar tatap muka tidak perlu dilakukan serentak di sekolah-sekolah seperti yang dilakukan Kabupaten Brebes. Ia menilai uji coba serentak di sekolah-sekolah justru membahayakan siswa.
"Saya telepon Bupati Brebes, dia bilang itu uji coba. Tapi karena serentak, saya minta langsung dievaluasi, khawatir membahayakan. Saya harap Solo benar-benar siap untuk hal ini," kata dia.
Baca juga:
Jenazah Diciumi Warga di Malang Positif Covid-19
Sementara itu Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengatakan rencana sekolah tatap mula dimulai pada akhir November 2020. Sedangkan simulasi diselenggarakan pada September dan Oktober 2020.
Rudi mengakui kesulitan utama KBM tatap muka adalah mencegah siswa berkerumun. Apalagi yang akan dibuka adalah sekolah tingkat dasar dan menengah.
"Karena masih anak-anak, jadi pasti sulit dilarang. Seperti arahan Pak Gubernur tadi, simulasi tidak hanya di sekolah, tapi mulai berangkat sampai pulang sekolah," beber Rudi.
Rudi menegaskan sekolah tatap muka di Solo akan diselenggarakan secara terbatas. Semua siswa tidak boleh masuk ke sekolah secara bersamaan.
"Kami sudah mempersiapkan radio anak dan TV pendidikan untuk mendukung itu. Nantinya hanya 50 persen siswa yang bisa masuk sekolah, sementara sisanya tetap belajar di rumah. Kami memiliki program bantuan gadget yang diberikan pada keluarga miskin. Minimal akhir tahun program bantuan handphone ini sudah terealisasi," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)