Kawasan iboih, Pulau Rubiah, Kota Sabang. (Foto: Medcom.id/Fajri Fatmawati)
Kawasan iboih, Pulau Rubiah, Kota Sabang. (Foto: Medcom.id/Fajri Fatmawati)

Menjaga Perubahan Iklim dengan Pemulihan Transplantasi Terumbu Karang di Laut Sabang

Fajri Fatmawati • 10 Desember 2023 16:17
Sabang: Sabang kaya akan keindahan bawah laut yang mampu menghipnotis dan mencuri hati turis dari berbagai pelosok dunia. Keindahan alam bawah lautnya sering dijadikan ikon pariwisata bahari.
 
Namun, sebagai salah satu magnet wisata bawah laut, kerusakan terumbu karang makin memprihatinkan terdampak perubahan iklim. Jika tidak direhabilitasi, bisa-bisa terumbu karang di Laut Sabang terancam punah.
 
Kontributor Medcom.id, Fajri Fatmawati, menyajikan laporannya tentang upaya pemulihan terumbu karang di Laut Sabang yang tengah terancam.

Titik Kilometer Nol Sabang. Ikon penanda wilayah di ujung Republik Indonesia, di Provinsi Aceh, berhadapan langsung dengan Samudera Hindia, Kepulauan Weh Sabang kaya dengan keanekaragaman hayati serta keindahan alam bawah lautnya sebagai ikon pariwisata bahari.
 
Menjaga Perubahan Iklim dengan Pemulihan Transplantasi Terumbu Karang di Laut Sabang
Foto udara suasana di kawasan perairan Sabang, Aceh. (Foto: Medcom.id/Fajri Fatmawati)
 
Udara sejuk menyambut kedatangan saya dalam perjalanan menuju ke titik kilometer nol Sabang. Saya menempuh setengah jam perjalanan dengan sepeda motor ke titik nol ini dari Kota Sabang.
 
Selain berwisata, kedatangan saya kali ini ingin merekam lebih jauh sejumlah upaya pemulihan terumbu karang di kepulauan Weh, Sabang yang akhir-akhir ini rusak akibat dampak perubahan iklim.

Perubahan Iklim Penyebab Kerusakan Terumbu Karang

Perubahan iklim mengakibatkan kenaikan suhu air laut yang meningkatkan kadar keasaman air laut, dan membuat karang-karang itu mati.
 
Nur Fadli, Dosen Prodi Ilmu Perikanan Dan Kelautan (FKP) Universitas Syiah Kuala (USK) Aceh menerangkan, fenomena bleaching yang umum terjadi di berbagai belahan dunia, pada kasus kerusakan karang, disebabkan oleh dampak perubahan iklim.
 
"Perubahan iklim paling dirasa menjadi salah satu faktor penyebab kerusakan karang di dunia," kata Nur Fadli.
 
Terumbu karang sejatinya berfungsi sebagai penjaga populasi dan biota laut, terutama rumah bagi ribuan jenis ikan. Tidak hanya perubahan iklim, kerusakan terumbu karang ini ternyata juga disebabkan oleh ulah manusia, seperti alat bom ikan yang masih masif digunakan untuk menangkap ikan.
 
"Karang-karang ini kan habitat rumah untuk ikan, kalau misalnya sudah hilang rumahnya, jika sudah hilang habitatnya otomatis ikan tidak akan tinggal dan hidup di situ, karena itu selain habitatnya itu juga tempat makannya. Karena ada karang tertentu dan ikan tertentu yang makannya karang, kalau karang nya gak ada ikan-ikannya akan punah," ujarnya.

Restorasi transplantasi terumbu karang

Asa untuk memulihkan kerusakan karang untungnya datang dari komunitas penyelam yang mayoritas digeluti oleh generasi muda. Medcom.id berkesempatan mengikuti kegiatan mereka mengerjakan transplantasi terumbu karang di kawasan Iboih, Pulau Rubiah, Kota Sabang.
 
Coral Oasis, Komunitas pemerhati terumbu karang melakukan kerja-kerja konservasi terumbu karang dengan berbagai metode. Mereka mempersiapkan transplantasi menggunakan metode web spider atau dikenal metode jaring laba-laba.
 
“Media yang dipakai yang digunakan adalah dari rangka besi agar kokoh yang kita las menyerupai rangka jaring laba-laba" kata Nadya Tirta, Aktivis lingkungan dari komunitas Coral Oasis pemerhati terumbu karang Sabang.
 
Menjaga Perubahan Iklim dengan Pemulihan Transplantasi Terumbu Karang di Laut Sabang
Nadya Tirta, Aktivis lingkungan dari komunitas Coral Oasis pemerhati terumbu karang Sabang. (Foto: Medcom.id/Fajri Fatmawati).
 
Nadya menyampaikan, ada beberapa tahapan dalam proses pengerjaan rangka jaring laba-laba tersebut. Nadya pun menjelaskan proses pembuatan modul jaring laba-laba atau web spider tersebut.
 
"Awalnya rangka besi yang telah di las menyerupai jaring laba-laba dilumuri dengan anti karat (resin), kemudian ditaburi dengan pasir laut di semua bagian rangka modul," ujarnya.
 
Dibutuhkan waktu setidaknya sekitar dua pekan, hingga rangka ini baru dapat ditanam ke dasar laut. Rangka inilah yang akan menjadi media untuk pertumbuhan terumbu karang.
 
Tibalah saatnya rangka ini ditanam ke dasar laut. Sekitar 160 bibit terumbu karang ditanam di bawah laut Iboih dengan kedalaman antara 8 hingga 10 meter. Bibit bibit karang diambil tak jauh dari lokasi penanaman, bibit tersebut kemudian diikat pada rangka besi, kemudian diletakkan di dasar laut.
 
Komunitas ini juga rutin memantau secara bertahap untuk mengevaluasi perkembangan serta pertumbuhan ribuan terumbu karang yang ditanam.

Hasil tangkapan nelayan meningkat

Iboih memang sudah terkenal sebagai salah satu spot wisata andalan di kepulauan ini, yang selalu ramai dikunjungi wisatawan.
 
Selain tujuan wisata, Pulau Iboih dan sekitar merupakan sumber utama hasil tangkapan laut. Bila cuaca normal berbagai jenis ikan melimpah. Sebaliknya,  cuaca buruk dan tak menentu akan mempengaruhi hasil tangkapan.
 
Menjaga Perubahan Iklim dengan Pemulihan Transplantasi Terumbu Karang di Laut Sabang
Nelayan Aceh. (Foto: Medcom.id/Fajri Fatmawati)
 
Namun semenjak adanya pemulihan terumbu karang, perlahan-lahan, tangkapan nelayan kembali meningkat.
 
"Semenjak adanya bleaching begitu banyaknya mati terumbu karang dari nol sampai kedalamannya 10 meter, pendapatan masyarakat nelayan itu sendiri tampak berkurang. Tapi alhamdulillah sampai hari ini setelah ada pemulihan pendapatan nelayan lebih dari pada sebelumnya," kata Muhammad Abdul Gani, Panglima Laot Iboih (tokoh adat nelayan Iboih).

Sosialisasi upaya pemulihan

Iboih telah lama ditetapkan menjadi wilayah konservasi laut Sabang sebagai taman wisata alam laut. Terdapat sejumlah spot selam yang menarik wisatawan. Karena itu, kerusakan yang terjadi diperlukan upaya pemulihan yang cepat.
 
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sabang, Zulfan, mengatakan, kondisi ekosistem bawah laut terumbu karang di Iboih masih terbilang bagus, artinya tidak dalam kondisi kritis.
 
"Tapi untuk menjaga itu paling tidak kita mengarahkan untuk memanfaatkan sumber daya ikan baik melalui penangkapan ataupun hal-hal yang lain, agar diupayakan tidak merusak lingkungan dan terumbu karang itu sendiri dan kita selalu menyarankan untuk menggunakan alat yang diperbolehkan," kata Zulfan.
 
Menjaga Perubahan Iklim dengan Pemulihan Transplantasi Terumbu Karang di Laut Sabang
Suasana bawah laut Sabang dipenuhi terumbu karang. (Foto: Medcom.id/Fajri Fatmawati)
 
Menurut Zulfan, kepada para nelayan pemerintah selalu menyosialisasikan praktik baik dalam menangkap ikan, melalui berbagai pertemuan.
 
"Kalau tidak mampu merekonstruksi tentu upaya yang paling utama yang harus kita dilaksanakan ialah menjaga kondisi yang sudah ada. Mari sama-sama kita jaga," jelasnya.
 
Terumbu karang menjadi habitat serta sumber makanan bagi para makhluk hidup yang tinggal di bawah laut. Selain rumah bagi ribuan jenis ikan, terumbu karang adalah pemecah alami gelombang ombak. Itu berarti menjaga kelestariannya dapat menghindarkan kita dari ancaman abrasi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan