Kupang: Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menggandeng Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) guna penurunan kekerdilan atau stunting. Sebanyak 6.118 anak di Kupang mengalami gagal tumbuh.
"Pemkab Kupang tidak bisa bekerja sendiri dalam menangani kekerdilan anak, tetapi butuh kerja kolaborasi dengan berbagai pihak seperti UNICEF maupun lembaga sosial lainnya ," kata Wakil Bupati Kupang Jerry Manafe di Kupang, Kamis, 16 Februari 2023.
Ia mengatakan Pemkab Kupang melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting telah melaksanakan sosialisasi terhadap rencana Perbup Kupang tentang Percepatan Penurunan Stunting dan AKI/AKB dan Penyusunan Surat Edaran Penguatan 8 Intervensi Spesifik Gizi di Kabupaten Kupang.
Menurut dia, apabila dukungan dari berbagai pihak dilakukan secara masif, maka angka kekerdilan anak di Kabupaten Kupang bisa turun 12 atau 13 persen pada 2023.
"Kami sangat optimistis karena saat turun ke lapangan dan memantau proses ukur timbang bayi dan anak yang datang melakukan penimbangan sangat tinggi . Hal itu mengindikasikan ada kesadaran dari semua pihak dalam menurunkan angka kekerdilan," ucap Jerry.
Ia mengatakan Pemkab Kupang akan mewajibkan setiap bulan dilakukan ukur timbang bagi balita guna memudahkan pemerintah dalam mendeteksi adanya anak yang mengalami kekerdilan.
"Setiap tahun kita tetapkan bulan ukur timbang itu di bulan Februari dan Agustus, bulan ini ada kemungkinan naik karena jumlah warga yang datang membawa balita untuk timbang sangat tinggi," ujar dia.
Jerry menjelaskan kesadaran dari semua pihak terkait penurunan kekerdilan di Kabupaten Kupang semakin memadai dengan intensifnya pemberian makanan tambahan (PMT) bagi anak-anak balita, sehingga kebutuhan makanan bergizi bagi anak-anak menjadi lebih memadai.
"Mengatasi kekerdilan ini jangan kerja setengah-setengah. Tapi mari lakukan dengan sungguh-sungguh agar bisa menjadi lebih baik," kata Jerry.
Ia berharap organisasi perangkat daerah (OPD) juga terus melakukan intervensi program dalam mengatasi kekerdilan sehingga target untuk menurunkan angka kekerdilan hingga 12 persen pada 2023 bisa tercapai.
"Kami berharap Dinas Perikanan tidak lagi memberikan bibit ikan tapi lewat desa bisa diberikan ikan jadi atau ikan siap dikonsumsi terutama bagi masyarakat di desa-desa terpencil seperti di wilayah Amarasi atau di Amfoang," ucap dia.
Jerry menuturkan kerja kolaborasi dengan UNICEF maupun LSM lainnya memiliki nilai tambah bagi masyarakat di Kabupaten Kupang.
Sementara itu Nutrition Officer UNICEF NTT/NTB Ha'i Raga Lawa mengatakan pihaknya selalu mendukung upaya pencegahan kekerdilan anak dengan pengobatan bagi Ibu Hamil KEK dan ASI eksklusif yang merupakan titik kunci mencegah lahirnya anak yang mengalami kekerdilan.
"Pihak UNICEF siap mendukung segala program yang ada dengan kemampuan dan kapasitas kami"," kata Ha'i Raga Lawa.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Kupang: Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur
(NTT), menggandeng Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) guna penurunan kekerdilan atau
stunting. Sebanyak 6.118 anak di Kupang mengalami gagal tumbuh.
"Pemkab Kupang tidak bisa bekerja sendiri dalam menangani kekerdilan anak, tetapi butuh kerja kolaborasi dengan berbagai pihak seperti
UNICEF maupun lembaga sosial lainnya ," kata Wakil Bupati Kupang Jerry Manafe di Kupang, Kamis, 16 Februari 2023.
Ia mengatakan Pemkab Kupang melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting telah melaksanakan sosialisasi terhadap rencana Perbup Kupang tentang Percepatan Penurunan Stunting dan AKI/AKB dan Penyusunan Surat Edaran Penguatan 8 Intervensi Spesifik Gizi di Kabupaten Kupang.
Menurut dia, apabila dukungan dari berbagai pihak dilakukan secara masif, maka angka kekerdilan anak di Kabupaten Kupang bisa turun 12 atau 13 persen pada 2023.
"Kami sangat optimistis karena saat turun ke lapangan dan memantau proses ukur timbang bayi dan anak yang datang melakukan penimbangan sangat tinggi . Hal itu mengindikasikan ada kesadaran dari semua pihak dalam menurunkan angka kekerdilan," ucap Jerry.
Ia mengatakan Pemkab Kupang akan mewajibkan setiap bulan dilakukan ukur timbang bagi balita guna memudahkan pemerintah dalam mendeteksi adanya anak yang mengalami kekerdilan.
"Setiap tahun kita tetapkan bulan ukur timbang itu di bulan Februari dan Agustus, bulan ini ada kemungkinan naik karena jumlah warga yang datang membawa balita untuk timbang sangat tinggi," ujar dia.
Jerry menjelaskan kesadaran dari semua pihak terkait penurunan kekerdilan di Kabupaten Kupang semakin memadai dengan intensifnya pemberian makanan tambahan (PMT) bagi anak-anak balita, sehingga kebutuhan makanan bergizi bagi anak-anak menjadi lebih memadai.
"Mengatasi kekerdilan ini jangan kerja setengah-setengah. Tapi mari lakukan dengan sungguh-sungguh agar bisa menjadi lebih baik," kata Jerry.
Ia berharap organisasi perangkat daerah (OPD) juga terus melakukan intervensi program dalam mengatasi kekerdilan sehingga target untuk menurunkan angka kekerdilan hingga 12 persen pada 2023 bisa tercapai.
"Kami berharap Dinas Perikanan tidak lagi memberikan bibit ikan tapi lewat desa bisa diberikan ikan jadi atau ikan siap dikonsumsi terutama bagi masyarakat di desa-desa terpencil seperti di wilayah Amarasi atau di Amfoang," ucap dia.
Jerry menuturkan kerja kolaborasi dengan UNICEF maupun LSM lainnya memiliki nilai tambah bagi masyarakat di Kabupaten Kupang.
Sementara itu Nutrition Officer UNICEF NTT/NTB Ha'i Raga Lawa mengatakan pihaknya selalu mendukung upaya pencegahan kekerdilan anak dengan pengobatan bagi Ibu Hamil KEK dan ASI eksklusif yang merupakan titik kunci mencegah lahirnya anak yang mengalami kekerdilan.
"Pihak UNICEF siap mendukung segala program yang ada dengan kemampuan dan kapasitas kami"," kata Ha'i Raga Lawa.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)