Yogyakarta: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat bantuan air bersih yang dikirim ke wilayah terdampak kekeringan meningkat tajam. Setelah per 13 Oktober, bantuan air sebesar 18 juta liter, terjadi peningkatan hingga 7 juta liter dalam waktu sepekan.
"Total bantuan air bersih yang sudah didistribusikan DIY saat ini 25.386.000 liter," kata Kepala Bidang Penanganan Darurat, Pemadaman Kebakaran, dan Penyelamatan BPBD DIY, Lilik Andi Aryanto di Yogyakarta pada Kamis, 19 Oktober 2023.
Lilik menerangkan distribusi air bersih terbanyak di Kabupaten Gunungkidul, mencapai 19.190.000 liter. Kabupaten Bantul menempati posisi kedua dengan 3.475.000 liter bantuan air bersih. Kemudian disusul Kabupaten Kulon Progo 1.710.000 liter dan Kabupaten Sleman 1.011.000 liter.
"Distribusi air bersih sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dasar disalurkan oleh Pemda DIY melalui Dinas Sosial, BPBD tingkat kabupaten serta lembaga dan swasta lainnya," kata dia.
Lilik menerangkan upaya penanganan kekeringan juga dengan pembuatan sumur bor yang dilakukan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (PUPESDM) DIY. Ia menyebut ada 23 titik lokasi pembuatan sumur bor di 3 kabupaten, yaitu Kulon Progo, Gunungkidul, dan Sleman.
Pihaknya juga mengelola 25 embung yang ada di DIY. Kemudian edukasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang pola tanam yang sesuai pada saat musim kemarau disampaikan pada setiap kegiatan sosialisasi, terutama pada wilayah rawan kekeringan.
"Harapannya meski musim kemarau petani tetap produktif dan dapat meminimalisasi dampak ikutan lainnya," ujarnya.
Sampai saat ini, empat kabupaten di DIY masih berstatus siaga darurat kekeringan. Menurut dia, pencatatan dan monitoring serta evaluasi dilakukan untuk memastikan penanganan kekeringan di wilayah DIY dapat tertangani dengan baik.
"Dari data kejadian kekeringan dan dampak yang terjadi di DIY dapat dijadikan evaluasi untuk penyusunan kebijakan penanggulangan kekeringan ke depannya. Seluruh pihak dapat perlu menjadikan data kekeringan dan droping air sebagai acuan mitigasi bencana dari skala kalurahan, kapanewon (kecamatan) hingga kabupaten/kota," ungkapnya.
Yogyakarta: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat bantuan
air bersih yang dikirim ke wilayah terdampak
kekeringan meningkat tajam. Setelah per 13 Oktober, bantuan air sebesar 18 juta liter, terjadi peningkatan hingga 7 juta liter dalam waktu sepekan.
"Total bantuan air bersih yang sudah didistribusikan DIY saat ini 25.386.000 liter," kata Kepala Bidang Penanganan Darurat, Pemadaman Kebakaran, dan Penyelamatan BPBD DIY, Lilik Andi Aryanto di Yogyakarta pada Kamis, 19 Oktober 2023.
Lilik menerangkan distribusi air bersih terbanyak di Kabupaten Gunungkidul, mencapai 19.190.000 liter. Kabupaten Bantul menempati posisi kedua dengan 3.475.000 liter bantuan air bersih. Kemudian disusul Kabupaten Kulon Progo 1.710.000 liter dan Kabupaten Sleman 1.011.000 liter.
"Distribusi air bersih sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dasar disalurkan oleh Pemda DIY melalui Dinas Sosial, BPBD tingkat kabupaten serta lembaga dan swasta lainnya," kata dia.
Lilik menerangkan upaya penanganan kekeringan juga dengan pembuatan sumur bor yang dilakukan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (PUPESDM) DIY. Ia menyebut ada 23 titik lokasi pembuatan sumur bor di 3 kabupaten, yaitu Kulon Progo, Gunungkidul, dan Sleman.
Pihaknya juga mengelola 25 embung yang ada di DIY. Kemudian edukasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang pola tanam yang sesuai pada saat musim kemarau disampaikan pada setiap kegiatan sosialisasi, terutama pada wilayah rawan kekeringan.
"Harapannya meski musim kemarau petani tetap produktif dan dapat meminimalisasi dampak ikutan lainnya," ujarnya.
Sampai saat ini, empat kabupaten di DIY masih berstatus siaga darurat kekeringan. Menurut dia, pencatatan dan monitoring serta evaluasi dilakukan untuk memastikan penanganan kekeringan di wilayah DIY dapat tertangani dengan baik.
"Dari data kejadian kekeringan dan dampak yang terjadi di DIY dapat dijadikan evaluasi untuk penyusunan kebijakan penanggulangan kekeringan ke depannya. Seluruh pihak dapat perlu menjadikan data kekeringan dan droping air sebagai acuan mitigasi bencana dari skala kalurahan, kapanewon (kecamatan) hingga kabupaten/kota," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)