Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni. Dokumentasi/ Istimewa
Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni. Dokumentasi/ Istimewa

Pemprov Sumsel Paparkan Keberhasilan Pengendalian Karhutla di UEA

Deny Irwanto • 13 Desember 2023 17:12
Palembang: Penjabat Gubernur Sumatra Selatan, Agus Fatoni, mendapat kesempatan berbicara dalam sesi Talkshow 'B5. Role of ACCTHPC: towards FOLU Net Sink 2030 and Haze Free ASEAN by 2030' sebagai bagian dari the 28th Conference of the Parties to the United Nations Framework Convention on Climate Change di Uni Emirat Arab (UEA), 10 Desember 2023.
 
Dalam paparannya berjudul 'Role of Local Government to Support the Operationalization of ASEAN Coordinating Centre for Transboundary Haze Pollution Control (ACCTHPC), Fatoni saat menjabarkan perkembangan kondisi terbaru yakni terjadi penurunan hotspot atau titik panas.
 
"Pada tahun 2015, jumlah hotspot tercatat sebanyak 27.043 titik, kemudian menurun menjadi 23.818 titik di tahun 2019, dan berkurang lagi menjadi 19.849 titik di tahun 2023 ini. Kondisi ini dapat menjadi indikasi adanya keberhasilan upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan yang efektif yang dilakukan Provinsi Sumatra Selatan," kata Fatoni dalam keterangan pers, Rabu, 13 Desember 2023.
 
Baca: Pemprov Sumsel Libatkan Banyak Pihak dalam Mengendalikan Karhutla
 

Fatoni menjelaskan tren penurunan titik panas ini juga ekuivalen dengan luas area yang terbakar. Dilaporkan pada tahun terjadinya El-nino di tahun 2015, areal yang terbakar mencapai luasan 638.582 hektare. Kemudian mengalami penurunan pada 2019 menjadi 317.885 hektare dan kembali berkurang signifikan menjadi 109.460 hektare pada 2023.

"Data ini dapat menjadi indikasi adanya keberhasilan upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan yang cukup berhasil yang dilakukan parapihak secara kolaboratif di Provinsi Sumatera Selatan," jelasnya.
 
Menurut Fatoni berdasarkan data sebaran asap berdasarkan arah angin yang dikeluarkan The ASEAN Specialised Meteorological Centre (ASMC) maka terlihat bahwa tidak terjadi pergerakan asap yang melintasi batas negara yang berada di sekitar Sumatera Selatan maupun Pulau Sumatra.
 
Walau demikian, Pemprov Sumsel tetap konsisten menjalankan berbagai upaya untuk mencegah karhutla, mulai dari monitoring, penetapan kebijakan, pencegahan, hingga penegakan hukum.
 
Terkait upaya monitoring, Pemprov Sumsel memanfaatkan aplikasi SONGKET Sumsel (Sistem Operasi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Terpadu Provinsi Sumatera Selatan). Aplikasi ini merupakan sistem informasi berbasis WebGIS sebagai pendeteksi dini kebakaran hutan dan lahan.
 
“Melalui SONGKET Sumsel, maka pengambilan keputusan dalam pencegahan dan pemadaman serta penegakan hukum karhutla di Provinsi Sumatera Selatan menjadi lebih efektif dan efisien karena lebih mudah, lebih murah, dan lebih cepat," ungkap Fatoni.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan